Socrates sebagai guru pendidik (Paideia) kemudian memberikan argumentasi pengetahuan adalah "ingatan (anamnesis) sehingga manusia dapat memberi pendapatnya dengan benar (aletheis doxai) Â pada sesuatu yang belum diketahui.
Socrates sebagai guru pendidik (Paideia)  sebagai "ingatan (anamnesis) kemudian merangkum dialog dari Aporia ke Dialog dengan Menon  bahwa pengetahuan dan keberutamaan dapat diajarkan, bahwa sesuatu yang baik (agathon) sebagai sesuatu berguna dan bernilai atau dalam istilah lain disebut sebagai manusia baik dan elok (kaloi kagathoi).
Menon menyatakan "pengetahuan sejati sesungguhnya bersemayam dalam jiwa yang tidak mati (he psukhes athanatos) dengan wujud  "ingatan (anamnesis) adalah jenjang pendidikan matematika. Karena jenjang  pengetahuan pasti akan berstatus tetap dan stabil dan matematika tak berwaktu.
Maka simpulanya pada dialog Dialog Menon Sokrates bahwa matematika dapat membentuk jiwa stabil, kemudian bertindak sesuai pernannya dikemudian hari bahwa negarawan  berjiwa budi luhur dan dapat memberikan keputusan yang tepat.
Daftar Pustaka: Plato, Meno section (71d-79e). Plato in Twelve Volumes, Vol. 3 translated by W.R.M. Lamb. Cambridge, MA, Harvard University P ress; London, William Heinemann Ltd. 1967.