Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Seks [11]

27 Juli 2018   11:43 Diperbarui: 27 Juli 2018   11:51 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat  Seks (11) Manusia Berlubang  Pantheon Lingga Yoni Dinasti Sanjaya

Pada tulisan ini adalah bagian interprestasi riset saya  pada Dua Dinasti di Kerajaan Mataram', yaitu: (1) Dinasti Sanjaya (Sajayavasa), dan (2) Dinasti Sailendra (Sailendravamsa). Pada tulisan ini adalah sebagian ringkasan road map riset saya tahun 2003-2034 khususnya pada studi hermeneutika, semiotika, etnografi dan genealogi pada "Pantheon Lingga Yoni Dinsti Sanjaya". 

Kitab Pantheon Lingga Yoni  mengajarkan pada "kelupaan yang ada" atau Ojo Dumeh, Eling lan Waspodo. Maka berikut ini adalah lanjutan interprestasi Seni memahami (hermeneutika) pada Dimensi Lubang Manusia.

Ke (5) Filsafat Manusia Berlubang atau Doxa Platon. Dalam inti ajaran Kejawen yang pernah saya lakukan penelitian etnografi pada uwur-uwur Kejawen (logosentris Jawi Kuna) adalah istilah ""Babagan Hawa Sanga" atau (9) lubang manusia. Dokrin (9) lubang manusia adalah: dua lubang mata, dua lubang hidung, dua lubang telinga, satu lubang mulut, satu lubang kemaluan seks (penis vagina) dan satu lubang dubur. 

Dari sembilan lubang hawa itulah nafsu manusia muncul. Dari Sembilan lubang tersebut adalah alat untuk mengetahui (episteme). Ada keunggulan dan kelembihan masing masing lubang tersebut. Sembilan lubang ini saya sebut sebagai pusat kesadaran, dan ketidaksadaran manusia sehingga manusia menjadi manusia. Seluruh lubang-lubang ini sesuai dengan fungsinya akan menghasilkan pengetahuan yang berbeda-beda, sekaligus saling melengkapi. Ilmu pada umumnya mengenal disebut panca indra.

Pada buku republic Metafora :Allegori Gua Platon Buku Politea VII ayat 514a-520b pada struktur episteme ada 4 tatanan yakni mulai dari (A)   Opini (doxa) Eikasia Bayang-bayang dari benda inderawi, (B) Opini (doxa) atau Pistis (kepercayaan) atau  Objek benda inderawi, (C) Sains (episteme) atau Dianoia (rasio diskursif analitis) Realitas matematis yang intelligibel , (D) Sains (episteme) atau Noesis (rasio intuitif) Forma, idea, rupa intelligible.

Dengan demikian maka simpulan umum pada  "Pantheon Lingga Yoni Dinasti Sanjaya" berada pada level A, dan B atau episteme "Pantheon Lingga Yoni Dinasti Sanjaya" pada Pengetahuan Visible World (Doxa) dengan keutamaan manusia  atau "teori manusia berlubang". 

Dengan Pengetahuan Visible World (Doxa) dengan keutamaan "theoria lubang" artinya inti dokrin pengetahuan didalam filsafat Pantheon Lingga Yoni Dinsti Sanjaya" adalah pada relasi manusia berada wilayah (epitumia) atau wilayah private (oikos). Dengan keutamaan pada lobang (seks) maka akan menghasilkan produksi, reproduksi sesuatu diluar dirinya.

Hal ini juga didukung oleh pemikiran Jacques Lacan (Psikoanalisis Lacanian) mentemanisasi bahwa manusia sebagai makhluk retak dan berlubang. Lacan mengatakan keutamaan yang menggerakkan kehidupan manusia adalah hasrat. Manusia sejak dilahirkan hingga melepaskan diri dari kesatuan-kesatuan eksistensial dalam dunia Real selalu mengalami kekurangan-kekurangan (lack), manusia dianggap selamanya berlubang berkekurangan  dan membutuhkan keluar dari registrasinya menjadi kemungkinan manusia menjadi manusia.

Daftar Pustaka:

Apollo Daito, 2016., Pembuatan Filsafat Ilmu Akuntansi, Dan Auditing (Studi Etnografi Reinterprestasi Hermenutika Pada Candi Prambanan Jogjakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun