Semua nama-nama "pasar" di dua wilayah Jogja Solo atau Jawa Tengah tersebut menunjukkan pada Weton Jawa Kuna pada hari pasaran Jawi Kuna: Â legi , Â pahing , pon , Â wage,kliwon. Â
Termasuk sampai hari ini tetap dipertahankan. Atau di Magelang sekalipun ada Mall Armada Town Square Shoping tetapi tradisi dunia sejuta Candi ini masih ada pasar "Pasar Kebon Watu Gede"buka hanya di Hari Minggu Legi dan Pahing. Bahkan dalam hubungan seks tradisi Jawa Kuna hanya dapat dilakukan malam hari di antara jam pukul 00.00 sampai pukul 03.00 simbol perjumpaan alam atas (embun sperma), dengan bumi (simbol vagina wanita) atau makna terdalam "Pantheon Lingga Yoni Dinsti Sanjaya".
Untuk sampai pada kesimpulan tersebut tidak mudah, berbagai buku teks, catatan kuliah, publikasi, dan etnografi untuk memvalidasi riset ini sudah dilakukan, perustaakan Kolsani Jogjakarta, dan perpustaakan LIPPI, perpustakaan Atama Jaya, dan STF Diyarkara, museum Ulen Sentalu, para tokoh pemikir semiman, dan kolega sudah saya lakukan, maka dengan segala dukungan , sebelum melakukan interprestasi maka saya menjelaskan asumsi, dan metode penelitian ini:Â
pertama (1) Â "Pantheon Lingga Yoni Dinsti Sanjaya" dapat digeser maknanya menjadi "Kitab/Buku Pantheon Lingga Yoni". Dengan cara ini maka seluruh makna dapat ditafsir lebih dalam lebih luas, baik pada dimensi Erklren und Verstehen, Paradigma Dilthay (1833-1911). Baik pada dimensi lahiriah dan batiniah. Â Atau dengan kata lain "Kitab Pantheon Lingga Yoni" menggunakan dimaknai dengan meteode ["General Theory and Art Interpretation"] atau seni memahami (find art) dengan pendekatan: interprestasi eksegenesis gramatis, dan interprestasi psikologis (dimensi mental).Â
Kedua (2) "Kitab Pantheon Lingga Yoni" Â bersifat "Geisteswissenschaften" dalam term histroris (past event) dan ahistoris, untuk menghasilkan Nacherleben (dialami kembali). Ketiga (3) "Kitab Pantheon Lingga Yoni" Â di memahami peleburan horizon kekinian dipahami pada konteks demythologizing yakni antara the past, dan the present, dan antara the world, dan the believe untuk menentukan universalitas yang bersifat permanen dan stabil.Â
Ke empat (4) "Kitab Pantheon Lingga Yoni" Â sebagai wujud nyata pada dunia Sosial Historis (Masyarakat) mewujudkan dunia konstruksi intelektual terjadi sebagai objektivitas tertentu.
Dengan empat asumsi tersebut makan "Kitab Pantheon Lingga Yoni" Â dapat dipahami dan memiliki pendasaran yang memadai pada kajian ilmiahnya.
Untuk memungkinkan pemahaman yang dapat digeneralisaasi maka saya sudah menggunakan kajian pustaka (theoria) dengan (1) aspek sejarah pemikiran awal  menggunakan pemikiran Sappho (610-570), mitos Aphrodite atau Dewi Cinta gairah, Poisedon memperkosa Medusa. Tema kedua diskursus tentang paradoks hakekat (mind, and body Rene Descartes),  Philosophy in the Bedroom,  Marquis de Sade (1740-1814),  fenomena gender Simone de Beauvoir (1908- 1986)  pada bukunya "The Second Sex, Gabriel Marcel (1889--1973) tentang kebertubuhan, Jacques Marie Emile Lacan ( 1901-1981) tetang tatanan simbolik, dan Abraham Maslow kebutuhan seks, dan Julia Kristeva dengan fase Khora.
Tahap kajian pustaka ke (3) adalah trans-substansi Filsafat  Seks, Menjadi Seksuasi, Menjadi Kapitalisme, tokoh pada Thomas Robert Malthus (1766--1834), pertumbuhan penduduk (population growth), pandangan bapak  ekonomi Adam Smith (1723-1790) pada gagasan "Wealth of Nations", John Maynard Keynes (1883-1946) menerbitkan buku terpenting dalam bidang ekonomi The General Theory of Employment, Interest, Money, problem ekonomi dan kemakmuran berasal dari seks (jumlah penduduk), kelahiran, dan kematian atau pengukuran GDP. Dukungan pemikiran ini dilakukan oleh Yoshihiro Francis Fukuyama menyatakan "The End of History and the Last Man"
Tema pustaka ke (4) adalah Daniel Bell pada bukunya "The End of Ideology". Dan Hannah Arendt (1906--1975),  berjudul "Human Condition terbit tahun 1958. Dan Buku kedua adalah The origins of totalitarianism. Makna yang saya tafsir adalah  meleburnya wilayah private Seks, menjadi Seksuasi, menjadi wilayah public adalah melahirkan sistem Kapitalisme. Antonio Gramsci (1891--1937) tentang Hegemony.
Michel Foucault (1926--1984) pada gagagasan dominasi dan kekuasan dengan menggunakan tiga hal (a) kegilaan, (b) seksualitas, (c) produksi, Penting nya pendisplian dan tubuh, ditopangi dengan teori Jeremmy Bentham (1748-1832) dengan buku "Panopticon Or the Inspection House (1791)". Dan sejarah pemikiran ketersembunyian tindakan pada Buku Plato "Republic II (2:359a-2:360d)", narasi peristiwa "Ring of Gyges".