Hermeneutika  Schleiermacher  [2]
Pengertian diberikan Schleiermacher, Hermeneutika adalah "General Theory, and Art of Interpretation". Pengertian "General Theory, and Art of Interpretation" menjadikan Hermeneutika universal  bagimana seluruh ucapan, atau sebagian ucapan apakah berupa tulisan, atau lisan, dapat dipahami dalam bentuk dialogis.
Hermeneutika adalah seni memahami (find art)  pada makna wacana, dan seni menghindari salah pemahaman. Maka jika diasumsikan seluruh realitas didunia ini adalah hermeneutika (ditafsir) maka  semua sisi bahasa dapat diformulasikan, artinya pemahaman umum dapat di susun teorinya.Â
Teori ini disebut Schleiermacher  sebagai "Seni Memahami" ["General Theory, and Art of Interpretation"]. Seni memahami ada 3 bagian yakni  Seni Bicara, Seni Menulis, Seni Memahami. Maka seni memahami (teks) adalah mengambil alih fungsi dari fungsi pengarang sehingga lebih baik dari penulis aslinya  melalui interprestasi. Dengan metode seni memahami diharapkan akan memunculkan "objektivitas" interprestasi otentik dan legitim.
Pemahaman sebagai seni, bagi Schleiermacher adalah mengalami kembali (reposisi) proses mental dari pengarang teks. Kegiatannya memutar kembali pada kehidupan mental penulis, melakukan rekonstruksi ulang, (bidang auditing disebut rekonsiliasi, rekalkulasi) secara gramatis dan psikologis. (lihat pada gambar). Atau  pemahaman adalah seni mengalami kembali proses mental (pikiran) dan teks pengarang/penulis teks.Â
Dengan demikian seni memahami adalah gerakan mental pada dua aspek: (a) secara literasi atau gramatis, da secara psikologis pada mental pengarang. Seni memahami adalah rekonstruksi kembali interprestasi (hermeneutika) gramatis, dan interprestasi (hermeneutika) psikologis. Ekspresi kembali melalui apa yang dikenal sebagai Partisipasi, Empati, Transposisi, Reafeksi, Recognisi, Imitasi, Repetisi, Reproduksi, Rekonstruksi. Â Dengan cara ini maka kesulitan interprestasi teks, atau pembicaraan memungkinkan diatasi atau dijembatani.
Contoh misalnya bagi saya penggemar, dan  pemain biola, mengamati pada kompetisi  biola internasional "Yehudi  Menuhin International Violin Competition"  bagimana lagu WA Mozart dimainkan para finalis melampaui lagu WA Mozart aslinya. Bagimana mungkin  Violin Concerto No. 4 D Major dimainkan oleh Ji Young Lim, Youjin Lee, atau Chloe Chua, atau Bomsori Kim, Oleksii Semenenko pada tafsir ulang seni memahami, mengaplikasikan ulang Biola pada musik WA Mozart Concerto No. 5 K219  di Queen Elisabeth International Violin. Jika kita memahami dengan sungguh-sungguh pemahaman seni itu seperti :"penyatuan langit dan bumi, melalui butiran air hujan atau salju.
Lingkaran Hermeneutika.  Pemahaman adalah tindakan referensial, pada sesuatu yang sudah diketahui. Atau lingkaran membentuk bagian-bagian. Misalnya memahami 1 buku teks, maka langkahnya adalah memahami kata, kata menjadi kalimat,  kalimat menjadi paragraph, paragaraf menjadi  1 halaman, beberapa halaman menjadi 1 bab, dan jumlah bab akan menjadi 1 buku. Jadi memahami 1 buku adalah lingkaran memahami bagian-bagian, dan memahami keseluruhan adalah memahami bagian-bagian.
Ada interkasi makna, teks, dan konteks bersifat dialektis diantara keseluruhan, dan bagian-bagian akan menghasilkan lingkaran pemahaman atau disebut "Lingkaran Hermeneutika". Tentu saja memahami bagian-bagian, atau keseluruhan secara parsial dan sekaligus sebagai studi komparasi, dan menyeluruh untuk memahami melalui kreativitas atau lompatan pemahaman, misalnya kompetensi unsur intusi diperlukan. Kompetensi pada interprestasi teks adalah kemampuan menghadirkan makna masa lalu batiniah, dan lahiriah penulis/pengarang.
Baik penulis teks (pengarang), dan pemahaman teks (pembaca) Â pada "Lingkaran Hermeneutika" memasuki tahap apa yang disebut sebagai wilayah saling memahami, atau antara pembicara dan pendengar adalah bentuk komunikasi, dengan syarat memiliki kompetensi apa yang dibahas atau kecukupan kesadaran (logika) dalam pokok bahasan yang dibahas. Dengan kondisi ini memungkinkan pemahaman yang menyeluruh.
Dengan demikian maka lingkaran hermeneutika tidak hanya berada pada level bahasa dan sistem tanda (Semiotika), tetapi pokok bahasan yang sedang di wacanakan (diskursus). Kedua belah pihak, baik pembicara dan pendengar, atau dunia teks, dan dunia pemahaman wajib menguasai bahan diskusi yang ada.Â