Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pemikiran Marburg School, Natorp (Tulisan 1)

19 Juni 2018   16:23 Diperbarui: 13 Juli 2018   22:55 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemikiran  Marburg School:  Natorp (tulisan 1)

Pada tahun 1910, ada buku perpaduan Logika, episteme, dan teologia Kristen. Buku mahakarya  kebangkitan idialisme di Jerman  berjudul The Logical Basis of the Excact Sciences.  Penulisnya bernama Paul Gerhard Natorp, sebagai akhli  pemikiran  Neokantian. Nama lengkap adalah Paul Gerhard Natorp lahir  Dusseldorf  24 Januari 1854 dan meninggal usia 70 tahun tepatnya tanggal,  17 Agustus 1924. 

Paul Gerhard Natorp menanfsir ulang Pemikiran Kant, dengan mereparasi beberapa konsep konsep idea Platon, Kant (apriori, aposteori) adalah sulit dicapai dalam tatanan pencarian ilmu oleh umat manusia. Paul Gerhard Natorp bahwa  esensi agama secara umum adalah ide kemanusiaan, berdasar pada kesadaran moral secara umum.

Paul Gerhard Natorp memulai pendidikan di Universitas Bonn dibawah bimbingan dosen Hermann Usener, dan dilanjutkan pada Universitas Strassburg, dan menjelang  selesai studi Paul Gerhard Natorp, diinspirasikan pada tulisan di Marburg  oleh Hermann Cohen and F.A. Lange dan rigoritas pada interprestasi Kant.  Sejak saat itulah tekad, perhatian dan pemikirannya untuk menghasilkan episteme ilmu ["philosophy as science"]. Dosen akademik pertama bernama  Ernst Laas,  sebagai pemikir anti-Kantian dan  anti-Platonic positivism melalui pendekatan  filsafat kritik.

Natorp memperoleh lulus sertifikasi sebagai dosen melalui tulisan persyaratan  Habilitation dibawah bimbingan gurunya  Hermann Cohen di Universitas Marburg tahun 1881. Di  Universitas Marburg  Natorp  mengajar, meneliti di sampai meninggal pada tanggal 17 Agustus 1924. Di  Universitas Marburg  Natorp  berjumpa dan melakukan diskusi ilmu Boris Pasternak, Karl Barth, Ernst Cassirer, kemudian dengan mahasiswa  Rabindranath Tagore. Tidak lupa ilmuwan abadi dalam pemikiran seperti  Nicolai Hartmann, Rudolf Bultmann,  Rudolf Otto,  sampai akhli literari Ernst Robert Curtius.  

Dalam karir akademiknya Natorp ikut membimbing disertasi yang kemudian menjadi filsuf  Hans Georg Gadamer. Kepiawaian Nartorp  di  Marburg  membedah dan menginvestigasikan pemikiran fenomenologi  Edmund Husserl dari  Freiburg, dan filsuf being and time karya Martin Heidegger. Telah tentang fenomenologi  Edmund Husserl, dan Martin Heidegger adalah paham yang mereparasi pemikiran neo_Kantian dengan konsep baru bernama Lebensphilosophie (atau filsafat kehidupan).  

Posisi ini akan mempengaruhi pemikiran Natrop yang dipengaruhi oleh Ernst Cassirer, yang lebih berfokus pada penjelasan dan pemahaman Cohen tidak mampu memahami semua fenomena sejarah, dan fenomena kemanusian universal. Dengan latar belakang ini maka Natrop mengembangkan lanjutan pemikiran kritis, pengaruhi struktur social budaya sehingga dapat memahami secara ontologis secara bersamaan.

Pemikiran Natrop  Pada Neokantian dan  Marburg School

Pada era awal filsafat modern maka idialime Jerman [German Idealism]  dipengaruhi oleh German Idealism, adalah tokoh seperti Johann Gottlieb Fichte (1762-1814), Friedrich Wilhelm  Schelling (1775-1854), Immanuel Kant (1724-1804), Arthur Schopenhauer (1788-1860), G.W.F. Hegel (1770-1830), Soren Kierkegaard (1813-1855), Karl Marx (1818-1883), Friedrich Nietzsche (1844-1900). Jika pada era The School of Athens, ada 3 tokoh dominan yang mempengaruhi peradaban yakni Socrates (469-399), Platon (427-347), dan Aristotle (384-322). Maka era modern ada tiga manusia kudus dalam kajian ilmu yakni  Kantian, Hegelian dan Cartesian.

Dan Marburg School mengusung pemikiran postkantian atau Neo-Kantianism sekaligus mendominasi pemikira abad 19 di bidang kajian akademika Jerman. Kantian memiliki 3 dasar buku yakni [Ketiga buku tersebut adalah Kritik der reinen Vernunft Kritik Akal Budi Murni; Kritik der praktischen Vernunft -Kritik atas Akal Budi Praktis; Kritik der Urteilskraft -Kritik atas Putusan. 

Maka inilah dasar inovasi pada kritik diri yang melampaui (postkantian) pada sekolah di Marburg terutama konsep metode transcendental Kant. Pemikiran Postkantian meredefinisi ulang, memvalidasi pada 12 kriteria tentang episteme pada Kritik Akal Budi, atau fakultas akal budi, fakultas kesan indarawi, sampai kepada kritik dalam tindakan (etika), dan aspek tak dapat diketahui sebagai dimensi estetika, sampai pada Tuhan sebagai postulate.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun