Adalah Ludwid Feuerbach (1804-1872), Â dan Karl Marx (1818-1883) menjadi dua tokoh besar dilabelkan ateisme dalam sejarah peradaban manusia. Keduanya manusia ini dilabelkan sebagai filsuf materialistis (tidak berTuhan), karena bagi mereka pemikiran manusia dipengaruhi oleh hal-hal material. Feuerbach bahwa manusia mengalienasi diri pada agama.
Artinya, hal-hal materiallah yang "menentukan" pikiran manusia. Adalah Max Weber, dan Karl Marx adalalah dua orang tokoh menyatakan tentang interprestasi teori alienasi  (Marxist theory) atau ketercerabutan manusia atau alienasi, dan rasio instrumental (Weber's sociology). Teori alienasi ini muncul bahwa  hal ini disebabkan "hak milik pribadi pada alat-alat modal atau hak milik pribadi alat alat produksi, reproduksi dikuasi oleh kapitalisme.  Karl Marx pada dedikasi pemikiran Das Capital, diadopsi dari pemikiran  Charles Darwinisme sosial.Â
Marx terutama memandang agama sebagai "candu" dimanfaatkan oleh kelas penguasa modal untuk memberikan harapan palsu bagi kelas buruh, tetapi di lain pihak, memandangnya sebagai bentuk protes kelas buruh terhadap keadaan ekonomi mereka yang buruk. Marx menolak keberadaan agama.
Pertanyaannya apakah betul Pemikiran Karl Marx memandang agama sebagai "candu" bahkan menuduh berlebihan bahwa memandang agama sebagai "candu" manusia. Tulisan ini adalah pendekatan ilmu, dan seni memahami tuduhan bahwa pemikiran Marx yang memusuhi agama. Jika dilihat sesungguhhnya paham sosialisme sejak, Robert Owen, Henri de Saint-Simon, Charles Fourier, sampai The Communist Manifesto (atau Manifesto of the Communist Party) tahun 1848  oleh Karl Marx, dan Friedrich Engels. Atau ide Marx sebagai upaya kemungkinan Penghapusan Institusi Pemilik Modal sehingga tidak menimbulkan perbedaan dalam kepemilikan modal.
Karl Heinreich Marx filsuf Jerman tahun (1818-1883), dengan buku judul Das Kapital (1867), adalah wujud liberalism membentuk pemikiran etika bisnis konsep utilitarian Bentham, dan Mill. Dengan ide Marx kemungkinan adanya penghapusan Institusi Pemilik Modal sehingga tidak menimbulkan perbedaan dalam kepemilikan status ekonomi. Atau menggugat tentang  Dokrin Kapitalisme Surplus Value. Model dialektika materialism melalui kerja social produksi dan merepoduksi barang atau jasa adalah tidak adil dalam sistem ekonomi kapitalisme.
Selanjutnya Marx menyatakan bahwa agama sebagai Opium (candu) manusia. Atau manusia masuk dalam alienasi (agama) akibat keadaan miskin dari masyarakat. Keadaan itu membuat mereka tertekan dalam hidup sehari-hari, dan mencari hal lain kemudian lari ke dunia diluar realitas sesungguhnya.Â
Menurut Marx bahwa dominasi  agama merupakan tanda dari keadaan miskin (dalam semua hal berpikir, memperoleh kekuasaan, materi, daya juang, kerja keras, pendidikan) dan sekaligus bentuk protes atas situasi miskin itu sendiri. Bagi Marx  agama tidak lain daripada protes terhadap kemiskinan yang sesungguhnya. Marx curiga dengan uang, dan ada unsur ditutupi dari institusi dan negara.Â
Rakyat dibiarkan (disengaja) dengan menerima kondisi sehingga membuat mereka kerja keras, menghabiskan waktu demi agama, nyaman tidak berubah, dan tidak memiliki semangat emansipatoris. Kemeskinan, dan dominasi agama diam-diam membentuk struktur kelas masyarakat kapitalis dan proletar. Maka Marx menganjurkan penghapusan kelas dalam masyarakat untuk menciptakan keadilan social, sehingga memungkinkan  kemiskinan yang dialami kaum proletar dapat teratasi atau diperkecil.  Marxmenentang Hak milik pribadi atas alat produksi dimiliki kaum kapitalis, karena hal ini penyebab  sumber ketidakadilan, akhirnya menciptakan kemiskinan.
Marx menyatakan bahwa struktur atau suprastuktur kesadaran pada  dua bangunan dalam masyarakat yaitu bangunan bawah dan bangunan atas atau kapitalis dan proletar. Bangunan bawah (proletar) akan mempengaruhi bangunan atas (kapitalis). Bangunan bawah terdiri kuli budak pegawai atau sumber daya  ekonomi dan transaksi sosial sedangkan bangunan atas terdiri agama, politik, dan ideologi pemerintahan. Implikasinya sangat luas jika bangunan bawah dihilangkan atau dihapus (masyarakat tanpa kelas), maka bangunan atas (kapitalis) sangat ditentukan oleh bangunan bawah (proletar).
Lalu bagimana reinterprestasi Reinterprestasi Pemikiran Karl Marx, jika dipahami dengan telahaan mendalam dengan ide kejernihan (clara et distincta idea).
Pertama (1) bahwa jika struktur atau suprastuktur kesadaran diganti atau diubah maka kemiskinan sebagai akibat dari adanya kelas bangunan bawah (proletar), maka tidaknya faktor alienasi agama maka  fondasi sumber kemiskinan secara otomatis hilangnya termasuk eksistensi kehadiran adanya Tuhan. Atau dengan lain kata bahwa membaiknya kehidupan kemakmuran ekonomi maka agama dengan sendiri akan kurang ataupun hilang (manusia tanpa agama adalah kebebasan) dalam pemikiran Marxisme melalui pendekatan semangat emansipatoris. Artinya Marx mengajukan argumentasi akademik yang baik untuk menjelaskan menunjukan fungsi dari agama bersifat paradoks, dan ekonomi dapat menentukan bangunan atas (agama) dapat ditolak.