Fichte belajar teologi di Universitat Jena, dan sempat studi di Leipzig University (German: Universitt Leipzig), dan Universitt of Vienna. Fichte dalam pemikirannya dipengaruhi oleh pemikiran Spinoza Baruch (or, in Latin, Benedict) de Spinoza (1632-1677) atau pemikiran romantisme, walaupun kemudian Fichte menolak pemikiran tersebut. Fichte ketika menjadi dosen di Universitt Zurich ditanyakan mahasiswa menjelaskan pemikiran Immanuel Kant, dan sejak itulah maka pemikiran Fichte mengalami perubahan yang mendasar, dan mengalami kedalaman pada teorinya.Â
Maka pada tahun 1794-1799 Fichte menjadi guru besar di Friedrich Schiller Universitt Jena, dan tahun 1810 di angkat sebagai Guru Besar di Freie Universitt  Berlin. Dan tahun 1808 dihargai sebagai orator terbaik Jerman setelah berpidato didepan masa waktu itu.  Fichte meninggal dunia akibat penyakit tifus ditularkan dari pasangan hidupnya sebagai perawat dalam rumah sakit.
Banyak sekali karya kontribusi "Johann Gottlieb Fichte (1762-1814)" misalnya Das system der sittenlehre (problem etika), Grundlage des Naturrechts (pendasaran hukum kodrat), dan masih banyak lainnya. Maka pembahasan ini dikaitkan dengan Dokrin  ilmu Fichte atau Wissenschaftslehre .
Pemikiran  Fichte, adalah Wissenschaftslehre (1796) atau Theory of Scientific Knowledge, teori ilmu pengetahuan. Buku yang berisi episteme, dan metafisik atau saya sebut sebagai ide "theoretical philosophy and epistemology". Wissenschaftslehre  ini disebut sebagai dokrin ilmu atau (Doctrine of Science).
Wissenschaftslehre  adalah dokrin ilmu atau (Doctrine of Science). Dokrin  ilmu Fichte berisi konsep matematika dan filsafat yang berisi keseluruhan dan sistematis, proposisi dan tatanan logis. Filsafat pada keseluruhan ilmu lainnya harus mempunyai proposisi dasar (grand theory), dan membentuk logika matematis. Dengan filsafat, matematika akan terjadi tautulogi atau benar dengan sendirinya (self evident). Sebagai fondasi berpikir maka filsafat menjadi Wissenschaftslehre  (dokrin ilmu) menjadi episteme seluruh ilmu pengetahuan.
Dokrin  ilmu Fichte atau Wissenschaftslehre berhubungan dengan pemikiran Kant, Cartesian, filsafat harus bermula dari pengalaman empirik atau kehadiran (presentasi), disertai kebebasan, dan keniscayaan. Pengalaman  empirik atau kehadiran (presentasi) ini oleh Dokrin  ilmu Fichte atau Wissenschaftslehre  sama dengan vorstellung (bayangan, gambaran) semacam fenomenologi penampakan. Ide vorstellung (bayangan, gambaran) tergantung (subjek- Knower), dan yang kedua objek (Known); kedua hal ini oeh Fichte disebut "pengalaman (erfahrung).  Pengalaman  (erfahrung) actual sebagai kesadaran dua unsur (knower, known) antara subjek dan objek. Atau (subjek- Knower) sebagai intelegensi pada diri sendiri, dan yang kedua objek (Known) sebagai benda pada dirinya sendiri.
Lalu yang mana yang akan membentuk Wissenschaftslehre  (dokrin ilmu) menjadi episteme.  Jika objek atau known menentukan kesadaran /intelektual  akan menjadi episteme determenisme dan materialism.Â
Jika dipakai Knower (subjek) makan disebut sebagai {"Idealisme"}. Sebagai {"Idealisme"} berarti Fichte menyanggah idea Kant tentang (das ding an sich). Maka Wissenschaftslehre  (dokrin ilmu) sebagai {"Idealisme"} menyimpulkan "intelegensi pada dirinya, sebagai pencipta kenyataan". Maka Fichte berhasil menjadi jembatan kekosongan pemahaman antara rasio murni (pure reason), dan rasio praktis (practical reason).
Fichte Wissenschaftslehre  (dokrin ilmu) sebagai (das absolute Ich), atau {"Idealisme"} menyimpulkan "intelegensi pada dirinya, sebagai pencipta kenyataan" sebagai "Aku (das Ich) atau "Ego". Atau disebut {"Aku murni atau (das absolute Ich)"} yang bersifat melampaui aku secara empiris. Dokrin {"Aku murni atau (das absolute Ich)"} adalah dasar seluruh pendasaran intelektual manusia atau sebagai sebuah kegiatan (tathandlung) di dalam kesadaran manusia.  Dokrin (das absolute Ich)  memungkinkan objektivitas, aku murni, aku transcendental, yang diketahui melalui "repleksi". Dokrin (das absolute Ich)  sama dengan {"tindakan"}, artinya kemampuan intelegensia  adalah berbuat (thun), atau intelegensia praktis.
Dokrin  ilmu Fichte atau Wissenschaftslehre  membedakan dua diantara kegiatan aku murni, dan repleksi kesadaran pada aku murni tersebut. Pada tahap pertama belum disadari, dan tahap kedua adalah kesadaran bagi dirinya telah dilakukan intuisi intelektual menempatkan diri atau "Das absolute Ich setzt sich selbst" atau "Aku murni menempakan dirinya sendiri".Â
Yang kemudian direparasi oleh Martin Heidegger di sebut menempatkan diri (sich setzen), disamakan dengan berada (sein) atau pada buku Heidegger berjudul  "Being and Time" (German: Sein und Zeit). Dengan intuisi intelektual, Aku murni itu mengafirmasi diri, dan kesadaran baru muncul jika sesuatu yang bukan sesuatu kesadaran. Artinya aku murni harus dikonfrontasikan sesuatu Non-Aku yang sejajar tak terbatas, memunculkan dialektika pembatasan diri masing masing (antara aku murni, dan non aku) atau disebut peristiwa empiris. Hasil dialektika antara aku murni (tesis), dengan non aku (antesis), menghasilkan 3 sintesis: aku, aku terbatas, dan non aku terbatas. Dokrin ini adalah bagian pemikiran Dokrin  ilmu Fichte atau Wissenschaftslehre.