Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisnis

23 Februari 2018   07:59 Diperbarui: 23 Februari 2018   08:01 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BISNIS

Banyak   bisnis yang kita pahami melalui media masa mengalami kesuksesan, dan kegagalan dalam menjalankan aktivitasnya mereproduksi uang, dan laba. Lalu bagaimana hakekat bisnis supaya perusahaan berumur panjang dan memiliki reputasi yang baik. Berikut ini singkat penjelasannya, dengan pendekatan stakeholder theoria.

Pastilah sebuah proses. Namun proses apa dan untuk apa.  Apakah cukup dan memadai jika mengata kan bahwa bisnis merupakan proses pengadaan barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan hidup masyarakat banyak. Apakah benar seperti itu. Mengatakan bahwa Bisnis merupakan proses, dan reproduksi pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat banyak adalah identik dengan mengatakan bahwa kodratnya ayam jantan adalah berkokok atau memang anjing pasti mengongong. Belum menjelaskan apa-apa! Lalu, yang lebih menjelaskan apa. 

Secara ontologis, bisnis lahir dari inti diri manusia. Ia memang muncul karena desire manusia untuk hidup secara lebih baik daripada kondisi hidup sebelumnya. Dalam konteks ini, bisnis akan tetap ada sejauh masihada desire dalam diri manusia untuk hidup lebih baik. Maka, dapat dikatakan: Secara ontologis, bisnis tak terpisahkan dari manusia (Thomas Hobbes, Leviathan).Bisnis merupakan cara/jalan dengannya manusia merealisasikan diri sebbagai makluk yang berkeinginan.

 Jadi, bisnis = Upaya manusia untuk menjadi makluk humani, makluk yang memiliki akal budi. Budget, planning, strategy, job description, etc dalam bisnis (beretika), sementara vision building, inspiring, caring, communicating, etc (manusia berpekerti luhur lihat konsep Peter Northouse). Persoalannya, sejauh mana bisnis menjadi media   pembentuk manusia berbudi cerdas dan berpekerti luhur praksis bisnis (State Of Nature).

Daya jaring bisnis : maha luas, tak terbatas  menjaring semua manusia, tanpa  kecuali semenjak masih di dalam rahim hingga ke iang lahat. Dari desire ke state of nature. Keinginan untuk hidup lebih baik dari masa lalu merupakan suatu 'inner motion' dengan hakekatbegitu bergerak, akan terus bergerak dan hanya akan berhenti jika mencapai sasaran/terpuaskan. 

Dalam konteks itulah lahir jargon seperti 'mencari konsumen sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat mungkin'. Bisnis akhirnya beruba rupa menjadi sebuah state of nature atau kondisi tanpa tatanan. State of Nature. Apa itu. (bdk. Thomas Hobbes, Leviathan, Norton Critical ed. Ch.1,2001).

Pengertian: Conditio naturaliae (Kondisi alami manusia) Seperti apa. Manusia terlahir bebas ke dunia. Sebagai makluk bebas, secara kodrati ia dilengkapi dengan sejumlah hak yang melekat pada dirinya (hak untuk hidup, hak milik, hak atas dirinya, dll { hak positif)  Siapa manusia itu. Manusia adalah gerakan (vital motion dan voluntary motion). 

State of Nature (continuation) Salah satu bentuk voluntary motion adalah naluri untuk mempertahankan diri dan menjadikan dirinya lebih baik daripada sebelumnya. Hal itu dimungkinkan oleh karena sang individu pun oleh kodratnya dilenhkapi dengan kuasa (ada dua jenis kuasa). Hal ini berlaku bagi setiap individu. Dalam konteks ini, setiap individu memiliki peluang yang sama. Apa yang akan terjadi ketika individu-individu itu saling berhadapan. Homo homini lupus dan bellum omnium contra omnes pun tak terhindarkan. Semua berusaha bagimana strategi supaya survive seperti dalam Darwinisme Sosial.

Adam Smith menyebut sebagai State of Nature, bentuk kongkritnya adalah sebagai Free Market di dalamnya setiap pengusaha/pebisnis saling bersaing bebas, memperluas hak, dan meminimalkan kewajian atau risk and return, dengan seluruh sumberdaya yang dimilik. Dalam kondisi serupa itu, norma norma etis menjadi mutlak demi kelangsungan bisnis.

Landasan konseptual: Bisnis yang benar adalah bisnis yang dibangun di atas perspektif kelanggengan (lestari) atau Good Ethics, Good Bisnis, dan bukan Good Bisnis, Good Ethics. Atau Good Bisnis, Good Bisnis, atau Good Ethics, Good Ethics. Bisnis hanya bisa langgeng jika dijalankan dengan berpatok pada norma-norma yang mencakup semua  diterima dan diakui oleh semua pihak yang terkait. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun