Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Trans-subtansi Epikuros pada Lagu Nella Kharisma

17 Februari 2018   22:15 Diperbarui: 18 Februari 2018   03:08 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nella Kharisma, atau Nella Tri Charisma penyanyi asli Indonesia kelahiran Ngajuk Jawa Timur 04 November 1994.  Ada dua berjudul : {"Konco Mesra, dan  Kelingan Mantan"}, menjadi trand tua muda sampai nenek kakek pada lirik lagu, sebetulnya menyembunyikan makna dan potret masyarakat kita sekarang ini. Bahkan dua lagu ini membus  60 juta tayang. 

Penggubah Konco Mesra adalah R Husin Albana 2017, dan kemampuan ekspresi kesederhanaan Nella membuat lagu ini memiliki Kharisma sesuai dengan namanya di khasanah musik tanah air. Untuk penyanyi yang belum go internasional menurut saya hal yang luar bisa. Dan karya anak bangsa mesti kita berikan apresiasi dan dapat dijadikan motivasi  bagi kita semua, bahwa apapun pekerjaan yang ditekuni dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan nilai manfaat bagi sesama.

Makna apa yang terdapat dalam narasi dua lagu : {"Konco Mesra atau Teman Mesra"}. Jika dibatinkan dengan seksama sebenarnya kurang lebih maknanya adalah {"ada beban berat untuk menahan perasaan" sekalipun sama-sama mengetahui, tetapi tidak sampai diucapkan dengan kata-kata.

 Atau ada dialektika dua manusia menghasilkan rasa yang sama tetapi tidak diwujudkan dalam tindakan}.Dan berhenti sampai sama rasa, tanpa ada keputusan. Ini adalah wujud Universal Kecemasan Eksistensial Manusia yang tersembunyi dalam lirik lagu. Atau ungkapan keprihatianan dalam temporalitas  waktu dalam kaitan dengan masa depan akibat tindakan masa lalu. Manusia dipaksa merealisasikan kecemasan tersebut dalam keterlemparan drama kehidupan, dan harus bertanggungjawab atas keberadaan itu.

Sedangkan lagu kedua adalah "Kelingan Mantan" atau Teringat Pada Mantan. Maknanya ada hubungan langsung dengan "Konco Mesra" sekalipun seolah-olah terpisah. Bahwa lagu "Kelingan Mantan", {"dialektika sintesis dua manusia menghasilkan rasa yang sama diwujudkan dalam tindakan bersama (etika). yang berakhir dengan  Born of Tragedy "}. Dan hasil akhir keputusan adalah alienasi atau negasi atau pengingkaran atau ingkar janji. Meminjam istilah Martin Heidegger tentang kecemasan (angst) eksistensial manusia bahwa ditangah-tengah ada, manusia hanya menunda ketidaan, menunda kemungkinan menjadi tidak ada.  Dan puncak ketidaan bukan hanya perpisahan tetapi kematian.

Dua-dua lagu Nella Kharisma adalah ekspresi seni dalam narasi, menggambarkan eksistensial manusia. Dua-duanya adalah merujuk pada kerangka pemikiran dan tindakan berbeda menghasilkan nilai yang berbeda  dengan segala risiko yang diterima.  Itulah gambaran realitas dunia kehidupan sehari-hari manusia  dimana manusia terikat, terlibat, berkomitmen, dan akrab, sampai melepasnya pada ketidaan.  Akhirnya yang menentukan adalah waktu supaya manusia sampai kepada individualism otentik.

Hasilnya adalah sama yaitu menciptakan sejarah pengalaman eksistensi manusia di dunia ini, sekaligus menciptakan kenangan. Wajar jika ada ungkapan sastra, engkau boleh mati dan pergi tetapi pengalaman pernah bersamamu akan abadi dan itulah cinta yang abadi dalam prosa dan puisi. Itulah keabadian dalam lirik lagu ini. 

Dua lagu ini membuat kita merepleksikan dua hal pada sisi kemampuan dan kedewasan mental (a) apakah menghasilkan nikmat sesaat, tetapi menghasilkan penderitaan kemudian, atau  (b) memilih penderitaan sekarang tetapi menghasilkan nikmat batin jangka panjang.  Ini saya sebut paradoks dua lagu ini.

Tetapi saya tidak berhenti sampai disitu. Katakanlah meminjam pemikiran seni hidup pemikiran Epikuros (314-270SM), dua-dua lagu ini adalah {"makna hidup ada dalam ketersembunyian"}. Bagaimana maksudnya. Pada lagu "Konco Mesra, menghasilkan kebijaksanaan atau Jawa "sembah roso" atau seni kehidupan, ada rasa tapi tidak membuat keputusan. 

Semacam ada keraguan mendalam sehingga pemikirannya lebih terbuka dan menunda waktu. Metaforanya adalah di misalkan manusia jika ingin menikmati harumnya bunga mawar tanpa perlu memetiknya, mencium dan menikmatinya sudah cukup;  barangkali bunga itu lebih bermanfaat tanpa wajib memetiknya.

Lalu bagaimana mungkin bisa hadir narasi lagu Kelingan Mantan" jika meminjam pemikiran Epikuros (314-270SM). Epikurian mendasarkan konsep metafisiknya pada pemikiran Demokritos, bahwa seluruh kejadian pada manusia disebabkan atom-atom yang tak terbatas, dan berbeda-beda jumlahnya. Karena itu segala sesuatu pasti dan mutlak terjadi. Epikurian menambahkan kadang-kadang atom-atom tersebut jatuh tidak tegak lurus dan sedikit {"melenceng  tanpa diketahui sebabnya dengan pasti"}. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun