Jogja itu betul-betul istimewa di banyak hal. Tua muda, siapa pun, bisa dengan gampang menemukan beragam hiburan rakyat.
Mulai dari hal-hal tradisional sampai yang modern kekinian. Baik kegiatan yang dikelola oleh warga tingkat RT sampai hajatan internasional yang digawangi oleh event organizer kelas kakap.
Salah satu yang saat ini lagi menggeliat di Jogja adalah model "tarkam" sepak bola, yang secara khusus melibatkan peserta dengan rerata usia 40 tahun ke atas.Â
Sejauh ini, tak ada sumber valid tentang asal usul istilah "tarkam" ini bermula di masyarakat. Namun, dalam urusan level kenegaraan pun ternyata ikut mengangkat istilah ini.Â
Misal, Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 87 Tahun 2023 tentang Kejuaraan Antarkampung Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2023, yang diwujudkan dalam Kejuaraan Tarkam Kemenpora Tahun 2023.
Tarkam memang mengacu pada pertandingan olahraga "antarkampung", tapi sekarang lazim terjadi bukan antarkampung melainkan antara klub-klub, seperti yang terjadi di seputaran Jogja. Maka hemat saya, untuk kasus di Jogja ini lebih tepat disebut "tarklub" (antarklub).Â
Klub-klub sepak bola ini bejibun jumlahnya di Jogja, baik klub profesional, amatir, atau bahkan klub "senang-senang" yang familier disebut klub fun football atau fun game, dengan nama klub yang juga unik-unik.
Yang penting tunaikan hobi, sehat, senang, tambah sedulur atau saudara, dapat teman baru, foto-foto, upload di media sosial. Mungkin demikian ritualnya dalam sebuah ajang sepak bola tarklub.
Keunikan Tarklub di Jogja
Sore itu (Minggu, 19 Mei 2024), saya berkesempatan menonton pertandingan sepak bola di lapangan kampung Sitimulyo, Bantul. Penggunaan lapangan kampung itu yang mungkin masih menyisakan image tarkamnya.
Lapangan ini kebetulan lokasinya unik. Terletak di sekitar area perkampungan dengan diapiti oleh sebuah kali, membuat akses kendaraan ke lapangan sepertinya hanya bisa melalui dua jalur.