Suatu pagi, seorang teman di komunitas Pegiat Cek Fakta Liputan 6 area Yogyakarta memposting sebuah informasi tentang istilah "misinformasi". Salah satu poin menarik yang diinfokan bahwa menurut The Debunking Handbook (2020), misinformasi disebarkan karena kesalahan atau tanpa maksud untuk menyesatkan.
Lantas, secara iseng saya mencari term "misinformasi" ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ter-update, ternyata istilah ini tidak termuat di kamus. Kalau dicermati, di dalam KBBI ada sebuah pola pembentukan kata yang mungkin bisa membantu saya memaknai istilah misinformasi ini. Misal, kalau saya mencoba membandingkan dengan kata "misinterpretasi" yang diartikan sebagai  "salah paham". Dengan pola yang mirip, rasanya saya bisa mengartikan "misinformasi" sebagai "salah informasi". Sementara itu, dalam kamus bahasa Inggris, misinformation diartikan sebagai "informasi yang salah".
Rasa Penasaran
Ketiadaan istilah "misinformasi" dalam KBBI menimbulkan pertanyaan dan rasa penasaran di dalam hati. Walau begitu, saya paham bahwa sebagai sesuatu yang dinamis dan berkembang, perbendaharaan kosakata di dalam KBBI setiap saat bisa bertambah. Saya yakin suatu saat kosakata "misinformasi" ini bisa diterima dalam database KBBI.
Sebagai bagian dari pegiat cek fakta, rasa penasaran itu merambat dan menimbulkan beberapa pertanyaan lanjutan di pikiran saya, "Bagaimana hubungan antara misinformasi dengan disinformasi serta hoaks?"
Pola Penyebaran dan Unsur Kesengajaan
Antara hoaks, disinformasi, dan misinformasi ternyata bisa kita lihat keterkaitannya dari sisi pola penyebaran atau penyampaiannya serta unsur kesengajaannya. Untuk mencermati hal itu saya tidak menyelisik dari bermacam literatur, tapi saya coba secara simpel mengacu dari KBBI.
Dalam KBBI, hoaks diartikan sebagai informasi bohong, kemudian disinformasi bermakna penyampaian informasi yang salah (dengan sengaja) untuk membingungkan orang lain. Nah, bagaimana kita bisa mendefinisikan misinformasi?
Jika merujuk pada awal tulisan ini dengan mengutip The Debunking Handbook (2020), bahwa misinformasi disebarkan karena kesalahan atau tanpa maksud untuk menyesatkan, saya bisa berasumsi dan mengartikan misinformasi sebagai penyampaian informasi yang salah (dengan tidak disengaja) tanpa bermaksud membingungkan orang lain.
Benang merahnya, kalau kita sepakat bahwa hoaks adalah informasi bohong atau informasi yang salah dapatlah dikatakan bahwa hoaks adalah barang mentah atau sesuatu yang disebarkan atau disampaikan dalam wujud disinformasi maupun misinformasi.