Bagaimanapun, rasanya tak terbantah bahwa nama Pak David menjadi trending topic di ruangan H2 BDK Semarang dalam rangkaian acara Diklat.
Pak David ini unik dan menghibur dengan kepolosan serta kelucuannya. Dirinya bisa tiba-tiba mengajukan pertanyaan ke narasumber tetapi lantas dijawabnya sendiri. Lain waktu, dia bisa menyampaikan pantun yang indah di awal tetapi akhirnya "gak nyambung" pada bait-bait selanjutnya atau justru berhenti begitu saja karena kehabisan ide. Dia bahkan sanggup menjadi penari latar dari lagu yang dinyanyikan oleh rekan lain, tetapi akhirnya pusing karena terlalu banyak berputar.
Menurut pengamatan saya, ketika berargumen atau menyampaikan pendapat, Pak David adalah seorang yang cerdas karena bisa bertolak dari konsep berpikir yang tidak ruwet dan sederhana, walaupun kadang karena terlalu bersemangat dan terlalu cepat ketika berbicara, beberapa kata yang diucapkannya bisa terbolak-balik.
Satu hal yang saya ingat persis, Pak David pernah keliru menyebut istilah antara "kremasi" dengan "keramasi". Ada momen ketika Pak David berbicara dan ingin menyampaikan fakta bahwa ada "jenazah yang dikremasi", tetapi dirinya malah berujar "jenazah yang dikeramasi".
Tulisan ini sebenarnya ingin menunjukkan figur Pak David apa adanya. Seorang yang sederhana dan rendah hati. Kejenakaannya tentu saja sudah menjadi trademark-nya, tetapi lebih dari itu bahwa Pak David, entah sadar atau tidak, telah menjadi sosok penghiburan bagi rekan-rekan di sekitarnya.
Terima kasih Pak David. Semoga selalu sehat dan tetap menjadi sumber pemberi semangat dan kebahagiaan bagi orang lain. Â Â
O ya, kalau pulang kembali ke Batang jangan sampai salah memperkenalkan diri ya Pak David.....ehhh...ehhh Pak Abdul Hamid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H