Mohon tunggu...
balap lumpat
balap lumpat Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa, hanya orang biasa yang sedang belajar menulis. Tidak menyukai praktek-praktek plagiarisme, Tidak menyukai pemikiran yang provokatif dan agitatif. Menyukai ilmu pengetahuan, sejarah, politik, sosial dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kom Jen (Pol) Timur Pradopo Up

9 Oktober 2010   15:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:34 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak namanya tertulis di surat "cinta" presiden kepada DPR yang dibacakan oleh Marzuki Ali, nama Timur Pradopo menjadi pembicaraan terhangat diberbagai media cetak dan elektronik.

Di Kompasiana satu minggu terakhir ini saya melihat banyak tulisan tentang Timur Pradopo ini.
Terasa gatal dan latah saya juga ingin menulis tentang calon pengganti Kapolri Jendral Polisi Bambang Herdarso Danuri ini, seolah di-katalisasi saya menonton siaran ulang dari program acara "Provocative Proactive:Wajib Militer" Metro TV tadi sore yang dibawakan oleh Panji, dkk.

Dalam satu sesi wawancara dengan Bang Elman Saragih(Pimred Metro TV) membahas hal ini. "Kalau saya sih kaya nonton ludruk saja", begitu respon Bang Elman setelah ditanya Panji pencalonan Kapolri yang simpang siur, diilustrasikan seperti memilih "jagoan" pada Game Silat(Pak ito, Pak Nanan, dan Pak Imam, di "hover" sedangkan yang di "click" Pak Timur).

Meskipun ada berita-berita negatif yang terkait dengan Pak Timur seperti kasus pelanggaran ham, saya tidak berkompeten untuk menulis tentang hal tersebut. Tapi yang menarik saya untuk menulis "Geliat" pencalonan kapolri ini adalah pernyataan Bang Elman Saragih "Apakah presiden tidak percaya?" yang merupakan lanjutan respon dari pertanyaan Panji di "Provocative Proactive:Wajib Militer".

"Apakah Presiden Tidak Percaya?"
Faktanya, ada dua perwira polisi yang mendapat "durian runtuh" kenaikan jabatan strategis dan pangkat yang memungkinkan keduanya menjadi Kapolri.
Faktanya, surat "keramat" presiden kepada DPR diberikan tepat pada saat deadline. Hal ini menggambarkan presiden "mengalami kebingungan" untuk memilih.

"Apakah Presiden Tidak Percaya?"
Bagaimana dengan dua nama lain yaitu Pak Nanan dan Pak Ito, Mereka terlihat lebih populer dibanding dengan Pak Imam dan Pak Timur. Jika alasannya adalah "Senior dan Junior" maka hal ini malah menggambarkan Lembaga Kepolisian tidak profesional. Bukankah bobot penilaian dilihat dari prestasi bukan umur?

"Apakah Presiden Tidak Percaya?"
Sedikit Dramatisasi, Mungkin sembari menulis surat "keramat" ini Presiden sambil mendengarkan dawai merdu letto yang berjudul lubang dihati.
"Apakah itu kamu apakah itu dia Selama ini ku cari tanpa henti"

Bang Elman Saragih: "Apakah Presiden Tidak Percaya?"
Saya: "Mungkin Presiden Lebih Mengetahui dari Apa Yang Kita Tidak Ketahui", Mudah mudahan Hal Yang Kita Tidak Ketahui bukan merupakan "POLITISASI". Karena "Pemilihan Kapolri Jangan Di POLITISASI", Presiden Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun