Cerita berikut ini aslinya ditulis di internet, oleh penulis anonim dalam bahasa Jawa. Sengaja saya adaptasi ke bahasa Indonesia, agar bisa dinikmati kalangan yang lebih luas. Semoga bermanfaat.
Suatu pagi kakek Dengkek beli sabun cuci di warungnya bu sengkleh.
Bu Sengkleh: “Tumben beli sabun cuci kek. Untuk apa?”
Kakek Dengkek: “Memandikan Kucingku. Banyak kutunya.”
Bu Sengkleh: “Jangan dimandikan pake sabun cuci, kek. Bisa mati kucingnya.”
Kakek Dengkek: “Wah, tidak mungkin. Kemarin temanku juga memandikan kucingnya pake sabun cuci dan kucingnya gak apa-apa.”
Esuk harinya kakek Dengkek datang lagi ke warung bu Sengkleh.
Bu Sengkleh: “Bagaimana kabar kucingnya, kek?”
Kakek Dengkek: “Kucingku mati.”
Bu Sengkleh: “Nah, apa kata saya. Kemarin saya kan bilang jangan dimandikan pake sabun cuci, karena kucingnya bisa mati.”
Kakek Dengkek: “Kucingku mati bukan karena sabun cuci.”
Bu Sengkleh: “Lho …, terus kena apa kok kucingnya mati?”
Kakek Dengkek: “Saya peras.”
Catatan:
Yang tertarik dengan cerita di atas dalam versi bahasa Jawa, silakan googling dengan kata kunci: Ngumbah Kucing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H