Jam sudah menunjukkan pukul 05.40 wita,
Tujuan ku hari ini guna mengikuti kegiatan Pawai Budaya Hari jadi Kota Tanjung Selor ke 232 dan Kabupaten Bulungan ke 62.
Sebelumnya, Kampus mendapatkan undangan tuk berpartisipasi dalam pawai budaya tersebut, dan sifatnya wajib bagi mahasiswa, apalagi di absen.
" Sekalipun kamu sudah selesai Ujian Ahkir, tapi kamu masih ada urusan dengan pihak kampus, jadi, kamu harus turut berpartisipasi ya " dengan nada bercanda. Â ucap ketua jurusan Fakultas Fisipol kala saya sedang memperhatikan papan pengumuman persyaratan Yudisium Jumat lalu.
Dalam undangan tertera waktu pelaksanaan pukul 06.45 Wita, agar tidak terburu-buru, saya yang menjadikan Sepeda sebagai alat Transportasi berangkat awal 30 menit sebelum acara dimulai.
Udara sejuk menyelimuti Kota Tanjung Selor pagi ini, maklum, kota ini masih di kelilingi hutan, apalagi semalaman di guyur oleh hujan angin yang sangat dasyhat.
Lalu lalang orang yang berpakaian baju adat melintasi jalan raya tampak terburu-buru, hal tersebut menandakan sebuah bentuk antusias bagi masyarakat yang memiliki motto dalam bahasa Bulungan Merundung Pebatun De Benuanta yang artinya Saling Bahu-membahu antar seluruh lapisan Masyarakat dalam membawa Kabupaten Bulungan ke arah yang lebih Baik.
Tiba di lokasi, Titik kumpul sudah di penuhi dengan berbagai macam orang dengan berbagai macam pakai adat Nusantara berbaris rapi di tempat yang telah disediakan oleh panitia.