Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Moral di Sudut Ruangan Rumah Sakit

17 Agustus 2022   23:24 Diperbarui: 17 Agustus 2022   23:31 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terlihat seorang bapak dengan rambut klimis berkulit kuning berjalan tertatih-tatih sendirian ke arah Loket obat, sesekali bapak itu memperbaiki perban di mata kirinya yang terlepas. bagiku, ini merupakan pemandangan yang sungguh menyayat hati ku, dalam hati ku bertanya-tanya, apakah bapak ini sebatang kara? Kemanakah keluarganya? Hanya lirih yang ku rasa, sekalipun bapak itu bukan siapa-siapa bagiku, dari kejauhan ku tetap melihat, sambil memasang telinga di panggilan selanjutnya. 

Saat ini, Bapak sudah berumur 75 tahun, setiap bulannya, bapak wajib rajin control kesehatannya. hampir 12 Tahun bapak harus merelakan penglihatannya di renggut akibat katarak. Kali ini, dalam waktu dan tempat yang sama bapak dan mamak melakukan kontrol rutin kesehatan, guna tidak mengantri terlalu lama, maka, si pasien ataupun keluarga pasien harus rela bangun pagi.

biasanya ini tugas si bungsu, namun, mumpung aku ada di rumah, aku coba mengantikkannya. Agar tidak salah langkah saat menemani mereka, pada malamnya aku di brifing oleh si bungsu terlebih dahulu, katanya, nanti kau taruh berkas ini masing-masing di loket yang berbeda, setelah itu antar bapak dan mamak ke ruang Lab,  setelah itu masuk Ke Poli A dan B. Selesai itu, suruh mereka langsung pulang, biar kau yang ngantri obatnya, ucapnya dengan tegas.

Kopi kental sengaja ku buat agar bisa fokus saat menemani bapak dan mamak, sambilku sruput, strategi mulai ku siapkan agar tidak kelabakan, bagaimana tidak, bapak yang penglihatannya sudah kabur tidak bisa jalan secara mandiri itu sebabnya bapak harus di tuntun, aku yang sempat memberi saran kebapak agar menggunakan Kursi Roda saja jika kontrol di rumah sakit di tolak mentah-mentah olehnya, entah apa alasannya, padahal, tujuannku guna mempersingkat waktu, dan juga agar bapak tidak menjadi bahan iba dari orang yang berkunjung. Mamak, yang saat itu juga pergi kontrol kesehatan pasca oprasi kakinya bersedia tuk menaiki kursi roda.

Bapak tunggu disini dulu ya , aku antar mamak.

Ucap mamak di atas kursi roda, kau taruh dimana surat rujukan tadi ? 

Di loket dalam, ucapku dengan polos.

Aduh, bukan disitu, salah tempat kau, sambil menuju loket tersebut.

Ku tinggalkan mamak sebentar, bergegas ku menuju loket itu,

Mbak, rujukan atas nama Ibu A saya ambil kembali, maaf saya salah meletakkannya,

Oh, sudah saya pindahkan ke loket depan, ucap petugas yang memakai baju batik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun