Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlukah Desa Merias Diri Seperti Kota?

4 Juni 2022   13:25 Diperbarui: 4 Juni 2022   13:52 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"i" Sumber: Dokumentasi Pribadi

Indonesia  merupakan negara kepulauan yang memiliki hampir 14 ribu pulau yang membentang luas Dari Sabang sampai Marauke. Bangsa kita merupakan bangsa yang besar yang menyimpan banyak Keindahan serta kekayaan alam, keragaman budaya, suku, agama, dan bahasa, dimana keberagaman yang dimiliki Bangsa Indonesian ternyata membentuk suatu keunikan, ciri khas, Karakter kuat, yang menciptakan daya tarik bagi Dunia.

Setelah selesai merapikan rumput halaman pagi tadi, rasanya, seperti ada yang janggal jika tidak menikmati pagi ini dengan secangkir kopi dengan mengecek Timeline yang ada di beranda Instagram.

Aktifitas menggulir Layar hp terhenti ketika melihat video perbincangan beginu dengan Eko Prawoto, terdapat kutipan menarik tentang Desa yang di ucapkan oleh eko prawoto, "Orang desa tidak perlu berubah diri jadi orang kota agar dikata lebih maju, justru kemajuan peradaban tidak menjauh dari akar tradisi, dan itu banyak kita temukan di desa.

Kita sepakat, bahwa perubahan fisik sebuah kota /kecamatan/kelurahan/maupun desa akan memberi dampak baik bagi perputaran roda perekonomian suatu bangsa kita. Guna menunjang perekonomian, perlu adanya akses jalan yang berkualitas, listrik dan lampu penerangan yang memadai, jaringan internet, Fasilitas Tempat sampah dan pengelolahan yang baik.

Kita juga harus sepakat bahwa Kota itu Modern, dan Desa sebaliknya.

Kota menyediakan semua Fasilitas yang baik, hingar bingar, lampu terang, gedung tinggi. Sehingga menjadikan impian bagi banyak orang untuk kesana. Namun, disatu sisi, kota menciptakan banyak kegaduhan, bunyi klakson di sana sini, jalanan yang selalu sibuk dan berbahaya, udara yang tidak segar lagi, masing-masing individunya saling curiga, kriminalitas, narkoba, prostitusi  menjadi sudah menjadi lingkarat keterhubungan.

Kota menciptakan sebuah kelas sosial yang didalamnya terdapat borjuis (si pemilik modal) dan proletariat (Buruh). Kaum borjuis menciptakan  sebuah sistem yaitu Kapitalisme yang menguasai alat produksi dan juga mengeksploitasi apa saja yang mereka anggap mampu mendatangkan uang.

"i" Sumber: Dokumentas Pribadi

Hal tersebut melatarbelakangi kerusakan alam, merubah desa menjadi kota, yang merubah segala aspek yang ada di dalamnya, baik Norma, nilai, adat istiadat yang terdapat di desa.

Masuknya kaum borjuis ke pelosok desa di "anggap" sebagai penyelamat yang memberi banyak keuntungan bagi mereka, dengan membangun pabrik, membuat lahan kelapa sawit, menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan. Belum lagi tanah mereka ludes di borong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun