Mohon tunggu...
Bung Baladil
Bung Baladil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pejalan Kaki

'Hidup adalah susunan Kenangan, Oleh karena Itu buatlah Hari-harimu dengan Kenangan Yang Indah, yang akan membuatmu tersenyum ketika mengingatnya di kemudian hari'

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

“Buton Raya Sempat Bermimpi”

3 Februari 2014   16:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:12 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa tahun lalu, beberapa daerah di jazirah kepulauan Sulawesi Tenggara pernah bermimpi akan nama baru ‘Buton Raya”, waktu itu ia bagaikan seorang anak kecil yang terbangun sekilas dari tidurnya yang lelap, kemudian anak itu menjulurkan lehernya keluar dan berteriakdari balik jendela kamarnya,”hei dengarkan kalian semua, aku sudah besar, aku sudah mampu berjalan sendiri, aku sudah mampu mandi di atas kakiku sendiri, aku sudah mampu berjalan kemanapun aku mau,,hore aku sudah mampu…”, teriaknya sambil melompat kegirangan.

Anak itu belum tahu, bagaimana rasanya menjadi orang dewasa, seandainya dia tahu, mungkin dia tidak melompat kegirangan seperti itu, dia belum tahu kalau dunia orang dewasa itu bukan dunia bermain, bukan dunianya anak – anak yang apabila menginginkan sesuatu cukup duduk merengek kepada kedua ibu bapaknya, lalu akan dipenuhi keinginannya hanya karena bermodalkan air mata, tidak nak..!, dewasa itu bukan begitu, dewasa itu dunia yang penuh sensasi, penuh dengan warna, bahkan penuh dengan berbagai macam persoalan,bahkan di usia dewasa itu sering kali terlihat saling tabrakan kepentingan, mereka itu bukan tidak paham nak, mereka semua itu orang pintar dan tahu arah , namun kita tidak boleh takut dan lari dari dunia itu, begitu juga kamu, jangan takut untuk dewasa, bangkit nak, terus berjuang,, kau harus menyiapkan dirimu untuk dewasa dan kamu harus belajar nak, apa yang harus kau lakukan jika sudah dewasa.

Itulah sekilas mimpi yang sempat terukir di hampir setiap benak masyarakat yang berada di di jazirah bekas daerah kekuasaan Kesultanan Buton saat itu, akan nama barunya “Buton Raya” termasuk saya sendiri.

Saat itu saya merasa bangga, bahwa daerahku akan menjadi salah satu Provinsi tersendiri, Buton Raya katanya. Ada kabar angin Buton Raya tinggal selangkah lagi waktu itu, ada kabar burung Buton Raya hanya perang mimpi para pejabat, ada kabar tetangga Buton Raya itu punya mereka, ada kabar dari panggung jalanan Buton Raya hanya persaingan kepentingan para elit di Negeri ini.

Sebenarnya mana yang benar, dan mana yang salah, sebagai anak jalanan, saya tidak mampu memilih mana yang benar, dan tidak mampu memvonis siapa yang disalahkan.

Saya hanya mampu mendengar dan menyaksikan, kini kabar angin yang datang sudah tak ada lagi, mungkin karena perubahan iklim kata orang BMKG, kabar burung tiada lagi, entah mungkin burung yang sering membawa kabar sudah mati tak diberi makan oleh Tuannya, tetangga yang sering mengabarkan, mungkin sudah pergi dan tak berdomisili dekat rumahku lagi, sedangkan panggung jalanan mungkin sudah roboh ditelan waktu.

Sebagai anak jalanan, saya tak punya urusan untuk semua itu, saya hanya berharap apapun namanya daerah itu, bangunlah dengan tujuan yang mulia, tujuan memakmurkan rakyatnya, silahkan taburkan berbagai macam kepentingan kalian di negeri ini, tapi jangan lupa arahkan daerah itu nantinya untuk lebih baik.

Kini daerah – daerah tetangga dalam cakupan wilyah Buton Raya katanya sudah mulai mekar,dan pahlawan kesiangan banyak bermunculan, dan isu Buton Raya kembali mencuat lagi di telinga Rakyat daerah ini.

Mungkin Buton Raya, hanya sebatas mimpi, entah kapan akan terbangun dari mimpi itu, ataukah mungkin Buton Raya hanya sebagai kambing hitam 09 April, oleh para pahlawan kesiangan....Entahlah, Hanya Tuhan yang tahu.

Bagi saya biarkan Buton Raya terbentuk dengan sendirinya, dibawah perjuangan orang – orang yang menginginkan kemajuan daerah itu nantinya, jangan jadikan dia kambing hitam ditengah kosongnya harapan rakyat akan terbentuknya daerah itu.

Baubau, 02 Januari 2014

Celetus tak karuan

Baladil Amin

“Anak jalanan Kota Baubau”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun