Perhatikan. Inilah yang diucapkan oleh sang Habib soal Yesus Kristus yang diperanakkan:.
“Habib Rizieq ‘selamat natal,’ artinya apa? Selamat hari lahir Yesus Kristus sebagai anak Tuhan. Saya jawab, ‘Pak, lam yalid wa lam yulad,’ Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?” (dengan background suara tertawaan dari jamaah).
.
Coba lihat kata-kata ini: “Kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?”
.
Dengan kalimat ini Habib seolah-olah mau mengatakan bahwa pemahaman Kristen soal diperanakkan adalah sama seperti manusia yang memperanakkan anaknya. Ini adalah upaya imposing suatu doktrin abal-abal kepada jamaah yang tidak tahu apa-apa. Padahal tidak ada satu orang kristenpun yang pemahamannya sama dengan apa yang di “impose” oleh sang Habib (dan orang-orang sejenisnya) itu. Mana ada orang Kristen yang percaya “Lam yalid wa lam yulad” dalam pengertian seperti itu? Tetapi parahnya dia ingin sekali jamaahnya percaya bahwa memang begitulah kepercayaan orang-orang Kristen. Suatu ke-lugu-an yang jahat.
.
Padahal istilah “DIPERANAKKAN” ini adalah sejajar dengan istilah “NUZUL” bagi Quran. Artinya, istilah-istilah khusus ini adalah ungkapan dan kata yang dipilih untuk menjelaskan bagaimana FIRMAN ALLAH bila hadir ke dalam dunia fisik yang dibatasi oleh ruang dan waktu.
.
Perhatikan kesejajaran dua hal berikut ini:
- Di dalam theology Islam sendiri, AL-QURAN dipercaya sebagai FIRMAN ALLAH. Dan karena Quran adalah Firman Allah, maka Dia tidaklah diciptakan – tetapi eternal, kekal bersama-sama dengan Alloh di dalam Ummul Kitab (the mother of the book – lihat Q 43.4, 13.39; 81.20), Lauh Mahfuz, sebelum “NUZUL” ke dalam ruang dan waktu sebagai kitab bernama “Al-Quran.” Kaum Mu’tazila yang percaya bahwa Quran adalah ciptaan dan tidak kekal, dianggap sesat dari doktrin orthodox Islam (lihat “the Mihnah” zaman kalifah al-Makmun 833 M; kaum Mu’tazila versus kaum Asy’ariyah).
- Di dalam theology Kristen, YESUS KRISTUS juga dipercaya sebagai FIRMAN ALLAH (Kalimat Allah). Dan karena Yesus adalah Firman Allah, maka Dia tidaklah diciptakan – tetapi eternal, kekal bersama-sama dengan Allah (BAPA) di dalam kekekalan (lihat Yoh 1.1), sebelum “INKARNASI” (nuzul) ke dalam ruang dan waktu sebagai manusia bernama “Yesus”(Yoh1.14). Kaum Arian yang percaya bahwa Yesus adalah ciptaan dan tidak kekal, juga dianggap sesat oleh doktrin orthodox Kristen (lihat “konsili Nicea” zaman kaisar Constantine 325 M; kaum Arian versus pengikut Athanasius).
.