Mohon tunggu...
Balada Akhmad Fajar
Balada Akhmad Fajar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Siapa saya ?... Saya adalah sebuah palu yang lama mengetuk untuk sebuah keputusan dunia yang tak layak di-hakimi oleh siapapun. "Manusia di-bingungkan oleh perkembangan dunia tetapi lupa akan jati diri-nya" "Manis termanis terlarut dalam kemanisan kehidupan" "Matilah matahari hiduplah rembulan"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian Demokrasi

4 Oktober 2014   11:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:26 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihatlah Bangsaku seperti Selembar kertas baru

Tercoret pensil terhapus dan tersisa kenangan

Lihatlah Mereka

Telah menodai bangsaku

Aku sedih dan aku merasa tersakiti

Meninggalnya Demokrasi membuatku gengsi akan keadaan

Aku seperti burung dalam sangkar

Tak bisa apa-apa melihat mereka

Hak ku terasa sudah terisi

Aku mati rasa Melihat mereka

Bergantinya pemimpin baru membuatku tertekan atas hakku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun