Mohon tunggu...
Xanata Zola
Xanata Zola Mohon Tunggu... -

Magister Student of Public Health

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka Kepada Calon Pemimpin Negeri Tercinta Indonesia

22 April 2014   16:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:21 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah demokrasi Indonesia mencatat pada tahun 2004 untuk pertama kali Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum presiden. Ditahun 2014 kembali rakyat Indonesia memilih presidennya. Sebagai rakyat, saya mempunyai harapan kepada presiden terpilih 2014.  Mudah-mudahan harapan ini terbaca oleh calon pemimpin negari yang amat saya cintai ini--Indonesia.

Kepada presiden terpilih, perlu anda catat bawah demokrasi yang dilaksanakan untuk memilih anda bukan sekedar pemilihan. Setelah menabur pesona sana sini dan kemudian terpilih, anda bisa melakukan apapun sekendak hati. Tapi ingatlah bahwa demokrasi merupakan pemerintahan yang akuntable atau yang bertanggung jawab.  Merupakan akhir dari sifat kebal hukum bagi orang yang memiliki jabatan, kekayaan atau kekuasaan yang sangat kuat.  Demokrasi juga memberikan kemerdekaan bagi badan peradilan untuk terlepas dari tekanan politik sehingga mereka bisa menegakkan keadilan tanpa keberpihakan. Demokrasi itu melindungi hak kaum minoritas, memberikan kesempatan pada rakyat untukmengenyam pendidikan sampai level yang paling tinggi. Dan tak lupa bahwa demokrasi melindungi mereka yang rentan, orang miskin, penyandang cacat tubuh dan jiwa, manula, anak-anak jalanan, orang-orang menderita penyakit menular: kusta dan HIV/AIDS, wanita korban KDRT, serta masyarakat adat.

Pemerintah sebelumnya memang telah melakukan upaya ekonomi akan tetapi usaha tersebut dinodai oleh korupsi yang merajalela di berbagai kalangan pemerintahan pusat maupun daerah, kekuasaan kehakiman tercoreng dengan kasus suap di Mahkamah Konstitusi, bukan sembarang orang akan tetapi dilakukan oleh ketuanya. Baru saja terjadi perpajakan dinodai oleh orang dalam level tertinggi di Direktorat Jenderal Pajak oleh mantan direktur jenderal pajak.  Sungguh perbuatan mereka sungguh menyesakkan dada kami rakyat yang setiap hari BP7(berangkat pagi-pagi pulang petang) naik angkutan yang jauh dari layak, berdesakan pengap dan bau akan tetapi kami  rakyat yang selalu setia membayar pajak demi berpartisipasi dalam pembangunan negara. Akan tetapi hasil cucuran keringat kami digunakan untuk kepentingan pribadi.

Calon pemimpin negara yang terhomat, saya rakyat bodoh mencoba menghitung uang dugaan korupsi 365milyar mantan dirjen pajak tersebut itu bisa dipakai untuk membayar sekolah dengan ukuran sekolah mahal (500rb sebulan) menyelesaikan pendidikan dasarnya  sebanyak 10.139 anak Indonesia. Itu hitungan orang bodoh seperti saya, yang tidak pakai teori ekonomi. Tentunya kalau yang menghitung para ekonom outputnya lebih besar lagi.

Calon pemimpin yang saya hormati,  berikanlah akses kepada rakyat untuk memiliki rumah berserta tanahnya, berikan pinjaman yang sangat super ringan kepada mereka, buatlah sistem perijinan yang mudah bagi para pengusaha cilik sehingga mereka dapat memanfaatkan dinamika potensi ekonomi Indonesia nan gemah ripah loh jinawi.

Calon pemimpin yang baik, coba lihat kasus malnutrisi anak di Indonesia, tahun 2013 (dikutip dari BBC http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/06/130606_anak_mati_gizi.shtml) TIGA JUTA ANAK BALITA INDONESIA,  meninggal akibat malnutrisi. Sungguh hati rasanya seperti disayat-sayat membayangkan mereka mati kelaparan. Coba tengok Brazil yang sudah berhasil mengurangi jumlah anak balita Malnutrisi yang dimulai tahun 2003 melalui program Zero Hunger. Tidak perlu kirim anggota-anggota dewan terhormat untuk melawat kesana, telpon saja presidennya suruh kirim blueprintnya, atau kalau mau repot sedikit, cari dan unduh dari internet pasti ada. Uang lawatan bisa digunakan untuk beli susu dan makanan bergizi bagi anak-anak rentan kelaparan.

Yang terakhir, jika anda nanti terpilih, dan anda sudah melakukan pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan rakyat Indonesia, maka saya sebagai salah satu rakyat akan mendukung dan mematuhi segala aturan yang ditetapkan melalui proses politik yang fair. Saya sebagai rakyat walaupun saya tahu bulan madu politik sangat pendek, terasa manis didepan, dan selanjutnya butuh proses panjang, akan tetapi jika anda melakukan hal yang benar, saya dan saya yakin rakyat Indonesia tidak tergoda untuk melakukan kekerasan atau melakukan tindakanl inkonstituonal, saya beserta rakyat lain akan tetap berdiri dan berteriak lantang untuk membela anda.

Semoga harapan saya menjadi kenyataan Indonesia Jaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun