Minggu, 5 Mei 2024 -- Diskusi inspiratif bertajuk "Bincang Bersama Puan" kembali digelar oleh komunitas Bakti Puan dengan tema "Perempuan Dalam Dinamika Moderasi Beragama". Acara yang diadakan secara virtual melalui Live Instagram ini menarik perhatian banyak penonton dari berbagai kalangan.
Diskusi ini menghadirkan para narasumber dari latar belakang yang beragam, antara lain Izza Ikromatus Sa'adah yang merupakan Menteri Agama BEM UNESA dan Adellya Putri yang merupakan Sekretaris dari organisasi Muzanie, serta di pandu oleh moderator yaitu Layla Wantriani yang merupakan mahasiswi dari IAIN Ponorogo.
Mereka saling berbagi pengalaman dan pandangan mengenai keterlibatan dan dinamika yang dirasakan sebagai seorang perempuan dalam menghadapi isu-isu moderasi beragama yang kini masih terus berkembang ditengah masyarakat.
Sebagai mana disampaikan oleh Izza Ikromatus Sa'adah dalam kapasitasnya sebagai Menteri Agama BEM UNESA, menekankan pentingnya pendidikan agama yang inklusif dan berbasis pada nilai-nilai kemanusiaan. Menurut Izza, perempuan memiliki peran krusial dalam mendidik generasi muda untuk mengapresiasi perbedaan dan menjalankan ajaran agama dengan cara yang moderat. Ia juga menyoroti bagaimana pendidikan yang inklusif dapat membantu mengurangi ekstremisme dan radikalisme. Izza berpendapat bahwa dengan meningkatkan partisipasi perempuan dalam bidang pendidikan agama, kita dapat membangun masyarakat yang lebih toleran dan damai.
Selain itu juga disampaikan oleh Adellya Putri dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris dari organisasi Muzanie, ia menekankan bahwa perempuan seringkali harus berjuang melawan stigma dan diskriminasi untuk dapat berpartisipasi penuh dalam kehidupan sosial dan keagamaan. Menurut Adellya, perempuan memiliki potensi besar sebagai agen perubahan dalam mendorong moderasi beragama, terutama melalui keterlibatan mereka dalam organisasi keagamaan dan sosial.
Diskusi ini menyimpulkan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam dinamika moderasi beragama. Para narasumber sepakat bahwa dengan pendidikan yang inklusif, peningkatan partisipasi perempuan dalam organisasi keagamaan dan sosial, serta penghargaan terhadap suara perempuan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih toleran dan damai. Perempuan, dengan segala potensinya, dapat menjadi pemimpin dan agen perubahan dalam mempromosikan nilai-nilai moderasi dan toleransi beragama.
Sebelum diskusi ditutup, moderator pun memberikan kesempatan kepada para narasumber untuk menyampaikan pesan kepada para perempuan lainnya agar terus termotivasi. Seperti yang disampaikan oleh Izza Ikromatus Sa'adah yang merupakan Menteri Agama BEM UNESA bahwa "Perempuan memiliki peran penting dalam preventing violent extrimisme, yang dimana perempuan dapat berperan pada tahap pencegahan serta kontra ekstrimisme dan intoleransi. Perempuan juga mampu menjadi inisiator untuk perdamaian. Sebagai warga negara Indonesia, tentunya perempuan diharapkan untuk berperan aktif dalam mewujudkan moderasi beragama. Hal ini demi terciptanya kehidupan yang damai dan rukun serta tentram. Di negara Indonesia yang memiliki banyak macam keragaman, Moderasi beragama bisa jadi bukan pilihan melainkan keharusan".
Selain itu disampaikan pula oleh narasumber lainnya yaitu Adellya Putri yang merupakan Sekretaris dari organisasi Muzanie mengatakan "Mari Tingkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang agama, hak asasi manusia, dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan pendidikan, kita bisa mengajarkan generasi mendatang tentang pentingnya toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan secara damai. Perempuan memiliki kekuatan luar biasa ketika kita bersatu. Saling memberi semangat, saling membantu, dan saling menginspirasi adalah cara terbaik untuk terus maju dan menghadapi tantangan".
Diskusi "Bincang Bersama Puan" ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi para perempuan untuk menyadari bahwasanya moderasi beragama bukan hanya tanggung jawab sebagian orang, tetapi tanggung jawab bersama. Kita bisa menjadi pilar penting dalam upaya menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, damai, dan penuh toleransi. Teruslah berjuang, teruslah berkarya, dan teruslah menjadi inspirasi bagi sekitar.
Penulis : Ervina Rizqi Purwaningrum