Mohon tunggu...
BaktiPuanId
BaktiPuanId Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Perempuan

Ruang Puan Berdaya Dan Bermanfaat #Belajar, Mengabdi, Dan Menginspirasi Bersama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Perjalanan Menuju Penerimaan

24 April 2024   15:20 Diperbarui: 24 April 2024   15:23 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diantara gemerlap bintang-bintang yang menari di langit, terhamparlah kisah tentang perjalanan perempuan tangguh yang selalu berusaha menuju pada sebuah penerimaan dari setiap kekecewaannya. Sebuah cerita yang mengalir bersama waktu, dengan menyiratkan perjuangan jiwa yang dalam, serta harapan yang terus berkobar di dalam dadanya.

Setiap harinya ia terus mencoba memahami makna penerimaan, karena ia mengetahui bahwa kunci untuk menghadapi kehidupan dengan kedamaian adalah dimulai dari penerimaan. Namun ia belum mampu memahami makna itu, karena proses menuju penerimaan tersebut membuatnya merasakan sakit yang terus menerus merusak perasaannya.

Beribu benturan terus mendobrak dirinya agar terus menyerah, semua mencampur menjadi satu. Namun, ia selalu berusaha agar benturan-benturan itu tidak terus membaur pada dirinya. Karena ketika hal itu sudah membaur pada dirinya, maka menyerah adalah jalan pintasnya.

Ia memilih jalan untuk menjadi sosok yang kuat, tabah, bertahan dan terus melawan arus yang menerpanya. Sakit, kecewa, patah itulah hasil yang dirasakannya. Dalam setiap bentangan doa yang dipanjatkannya, ia terus mencoba merayu tuhannya, merayu untuk lebih dikuatkan dan diberi kelapangan hatinya atas hal-hal yang pahit dalam kehidupannya.

Ia selalu menanamkan keyakinan pada dirinya, bahwa semua ini akan menghantarkan dirinya menjadi sosok yang bijak, sosok yang lebih kuat dari pada prasangkanya sendiri.

"Ya, karena aku sangat percaya, apa yang terjadi itu sesuai dengan kemampuanku dan itu sesuai dengan kehendak tuhanku. Ini bentuk kasih sayang-Nya kepada diriku untuk membentuk diri ini menjadi sosok yang lebih Tangguh. Dan proses penerimaan ini akan membawaku menuju kebahagiaan yang tak pernah ku sangka".

Rasa sakit itu seperti belati tajam yang terus menyayat hatinya. Beragam cobaan terus menghampiri dirinya. Dimulai dari soal langkah geraknya yang membawa dia pada benturan hal-hal persaingan atau kecemburuan pada sesamanya, dari setiap dilema rumahnya, dari pengkhianatan janji cintanya, dan dari hilangnya kepercayaan terhadap dirinya.

Yang pada akhirnya, hal tersebut terkadang membuat perkembangan pribadi dan profesionalnya terhambat, kehilangan motivasi dan arah untuk mencapai tujuan dan meraih potensinya, dan mempersempit hubungan komunikasi sosialnya.

Apa yang terus membuatnya bisa berjalan dan bertahan? Niat dan ambisinya yang telah ia ukir setiap tahunnya. Sehingga ketika benturan berdatangan, ia tidak terlalu tumbang dan menyerah begitu saja. Karena hal itu adalah satu dorongannya untuk tetap bertahan. Ia terus mengukir walaupun tidak terealisasikan semuanya, ia terus percaya bahwa ketika dirinya punya tujuan dan tekad yang jelas, sekeras apapun masalah yang dibenturkannya, tidak akan mudah menumbangkan dirinya begitu saja.

Ya, walaupun tidak mudah untuk diimplementasikan. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba, agar terus kuat berjalan menuju pada hakikat penerimaan itu. Serta Jadikan setiap kekecewaan sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang, bukan sebagai penghalang yang menghentikan langkah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun