Di tengah kompleksitas dunia modern, peran pendidikan agama bagi perempuan sangat penting dalam membentuk masa depan terkhususnya anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. karena kita tahu bahwa perempuan memiliki peran yang krusial dalam mendidik anak-anak yang tidak hanya secara fisik dan intelektual, namun juga secara spiritual. Pengajaran agama oleh perempuan bukan hanya tentang mempelajari ajaran dan ritual, tetapi juga tentang membawa nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, perempuan juga memiliki peran dalam mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan pengetahuan modern. Mereka dapat membantu anak-anak mereka memahami bagaimana prinsip-prinsip agama dapat diterapkan dalam konteks kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menjawab tantangan-tantangan zaman yang terus berkembang.
Karena dalam setiap langkahnya, perempuan memiliki kekuatan untuk menjadi pilar utama dalam membimbing anak-anak menuju pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran agama mereka. Melalui kata-kata yang lembut namun kuat, mereka dapat membimbing anak-anak untuk memahami nilai-nilai universal seperti kasih sayang, toleransi, keadilan, dan kedermawanan.
Oleh karena itu pada tanggal 30 Maret 2024, diselenggarakannya sebuah diskusi yang mendalam mengenai peran perempuan dalam pengajaran agama terhadap anak-anak. Diskusi yang bertajuk "Perempuan Dan Pendidikan Agama : Membangun Masa Depan Anak Melalui Pengajaran Agama" ini diadakan secara daring yakni melalui live instagram komunitas @baktipuan.id.
Diskusi ini bertujuan untuk menggali pemahaman lebih dalam tentang peran penting yang dimainkan oleh perempuan dalam pendidikan agama anak-anak. Hal ini meliputi pembahasan tentang bagaimana perempuan dapat menjadi agen utama dalam membentuk moral, nilai-nilai, dan spiritualitas anak-anak melalui pengajaran agama. Serta bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan maupun solusi yang dihadapi oleh perempuan dalam memberikan pendidikan agama kepada anak-anak, dan menggali dampak positif dari pendidikan agama yang diberikan oleh perempuan terhadap masa depan anak-anak
Dalam kesempatan diskusi ini, acara dipandu oleh Rachma Putri yang merupakan mahasiswi fakultas dakwah Unisba, serta mendatangkan narasumber dari berbagai latar belakang. Mereka membagikan pengalaman, wawasan, dan pendapat mereka tentang perempuan dalam memegang peran yang sangat penting dalam mendidik anak-anak terutama dalam hal pendidikan agama.
Diakhir diskusi tersebut narasumber menyampaikan pesan khususnya untuk para perempuan bagaimana pentingnya keterlibatan ataupun peran perempuan bijak dalam pengelolaan keuangan. Seperti yang disampaikan oleh Nafisa El Wardah yang merupakan pengasuh madrasah diniyah masjid  Ainul Yaqin UNISMA, ia berpesan bahwa "Jadilah terpelajar  sebelum mengajarkan, Bagi perempuan, janganlah sibuk dengan nafsu keinginan duniawi saja, karna kalau kita sibuk dengan keinginan kita maka kapan kita akan mentirakati (mengikhtiarkan) anak kita nanti ? , jadilah dirimu bukan hanya sebagai objek tapi jadilah subjek yang mampu berkontribusi dalam memajukan bangsa, ilmu dan agama, sesuai syariat islam". Dan juga disampaikan oleh narasumber lainnya yakni Amalia Amanda selaku aktivis perempuan kota Bandung, ia berpesan bahwa "Jangan malu jadi anak muda yang berbeda, malulah kalau kita terlihat sama. Karena, kita harus jadi anak muda yang istiqomah, yang memberikan manfaat dan tetap teguh pada ajaran agamanya. Sebab, ilmu agama itu tidak dijadikan perilaku bullying pada satu pihak seperti tadi perempuan menjadi patriarki dsbnya. Semua ayat Al Qur'an itu tidak ada yang mempatriarkikan atau mengkotak - kotakkan perempuan. Tetapi, tafsiran dan pandangan manusia itu sendiri yang biasanya mereka hanya mengkaji sebuah ayat atau tafsiran setengah atau potongan - potongan hadist hanya setengah. Jadi, kita harus lebih mengkaji lagi, lebih melihat lagi asbabun nuzulnya, asbabul wurudnya. Makanya, sangat penting perempuan ataupun laki - laki dan siapapun itu, mau jadi apapun itu. Mereka mau jadi psikolog, mau jadi dokter, apapun itu, tetap mempelajari ilmu agama itu nomor satu.  Bahkan, kata kiyaiku/guruku "jadilah dokter santri,jadilah psikolog santri,jadilah menteri santri, apapun itu. Karena, jika jiwanya santri insyaallah dia akan selamat".
Diskusi ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi para perempuan untuk berperan aktif dalam memberikan pendidikan agama kepada anak-anak di lingkungan mereka masing-masing, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat.
Penulis : Ervina Rizqi Purwaningrum
Â