Cerita ini hasil dari curhatan seorang kepala rumah tangga kepada penulis
Ga pernah terfikirkan oleh Badri (nama samaran) bakal menjadi korban fitnah sekejam ini. orang yang selama ini menjadi pendamping hidupnya yang kurang lebih 16 tahun bersama ternyata tega memfitnah dengan kejam, Badri dituduh melakukan sesuatu perbuatan yang sama sekali tidak terpikirkan sebelumnya. Karena si Badri menolong seseorang yang tadi nya kena penyakit medis dan non medis, yang entah kenapa apabila teman nya ini jalan bersama si badri temannya itu tidak merasakan penyakit yang hampir 2 tahun dia rasakan. emangsih si badri kenal teman nya itu melalui medsos, tapi bukan berarti si badri tidak menyeleksi orang dalam berteman, hanya krena rasa kemanusiaan si badri akhir nya dituduh oleh orang yang selama ini ia dampingi yaitu istrinya sendiri. padahal badri dan istrinya sudah 16 tahun berumah tangga dan sudah dikaruniai 3 orang anak, tapi apa boleh buat, serangan fitnah yang bertubi-tubi dari istrinya kepada hampir semua orang membuat badri terpojok, bahkan istrinya badri minta cerai sambil banting-banting piring di pagi hari. sambil teriak-teriak minta cerai,.
sudah di cegah oleh si badri, jangan pergi, ini rumah kita, jika kamu nekat pergi artinya kamu serius minta cerai, seperti yang kamu minta selama ini, yang hampir setiap kali bertengkar kata-kata pisah cerai dan minta ditinggalkan selalu keluar dari mulut istrinya badri.
tanpa menghiraukan larangan si badri, istrinya terus pergi bawa kedua anaknya, karena anak sulungnya sedang mondok, jadi tinggallah 2 anaknya yang masih sd.Â
badri yang hari itu harus kerja keluar kota akhirnya ditinggal sama istri nya berdua saja dengan temannya. akhir nya badri dan teman nya berangkat kerja.Â
karena badri kerja nya jauh dari rumah nginap semalam di tempat kerja bareng temannya,.
keesokan hari nya badri pulang mendapatkan rumah dalam keadaan terkunci,. Untung nya saya ada duplikat, jadi saya bisa masuk ke rumah.
Teringat kelakuan istrinya yang minta cerai, ngomel terus setiap pulang kerja, badri akhir nya ber inisiatif untuk bawa beberapa pakaian dan bawa alat-alat kerjanya, untuk nginap di kantor atau di lapangan tempat kerjanya, dan temannya akhir nya pulang ke rumah istri dan anak-anak nya. demikian curhatan badri kepada penulis
bersambung......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H