Mohon tunggu...
Bakri Dahlan Pasangkie
Bakri Dahlan Pasangkie Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Seorang yang pernah menjadi wartawan di beberapa media seperti Harian Fajar, Pedoman Rakyat dan Tegas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik Subuh Hari

16 Januari 2024   09:47 Diperbarui: 16 Januari 2024   09:55 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dokumentasi pribadi

Subuh dalam sunyi
Air perlahan dari langit
Subuh dalam kerinduan
Hanya suara rintik menjadi penyejuk rasaku
Subuh dalam kenangan
Hanya suara azan menjadi teman setia

Tapi
Air dari langit juga akan pergi meninggalkanku
Bagi hujan, bumi hanya persinggahan sebelum kemarau datang
Bagi hujan, aku hanyalah pasir di pantai setiap saat akan hilang ditelan ombak
Hujan hanya datang memenuhi kewajiban rutinnya
Tidak lebih

Maka tinggallah kenangan bersamaku
Kenangan bagai ombak bergulung pelan perlahan
Cinta terpelihara tidak karena menerima sesuatu yang sempurna
Cinta tergenggam karena kemampuan menerima kekurangan secara sempurna
Kami saling mencintai dan menyayangi
Rupanya takdir tidak bersahabat
Suara azan membuatku kuat menerimanya
Alfatihah untukmu di subuh hari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun