Ketika pelawak seangkatannya mulai menghilang dari industri hiburan tanah air, baik karena meninggal maupun karena sudah jarang diundang lagi, Jojon tetap eksis. Undangan untuk mengisi acara masih sering diterimanya. Apalagi setelah Jayakarta bubar dan personilnya memilih jalan sendiri-sendiri.
Era Jayakarta dan grup lawak seangkatannya meredup. Muncullah grup lawak pendatang baru menggantikan mereka. Nama-nama grup lawak seperti Bagito, Patrio, Cagur dan lainnya bermunculan. Mereka menguasai dunia perlawakan tanah air beberapa tahun. Mereka lebih banyak mengandalkan kalimat-kalimat lucu daripada gestur tubuh mengundang tawa kecuali beberapa pelawak lainnya.
Kini dunia lawak tidak lagi mengandalkan grup. Zaman terus berputar. Setiap anggota grup lawak mampu melawak sendiri. Kalau pemirsa memperhatikan, acara televisi sekarang lebih suka mengumpulkan para pelawak dalam sebuah acara.
Pelawak muda dengan berbagai karakter dan gaya terus lahir. Sebut saja almarhum Olga Syahputra, Komeng, Sule, Andre Taulani, dan banyak lagi lainnya. Wendi dan Parto yang dulunya bernaung dalam sebuah grup kini lebih memilih bersolo karier.
Memang pendatang baru boleh dan harus terus bermunculan. Tapi Jojon terus berusaha mempertahankan eksistensinya dalam kemampuannya beradu akting. Pada penghujung perjalanan hidupnya, Jojon masih sempat membintangi sinetron "Mak Ijah Pengen ke Mekkah."
Di sinetron yang disiarkan SCTV ini, Jojon tidak lagi melawak. Aku tidak lagi melihat celana komprang yang sering dipakainya ketika melawak. Aku tidak lagi mendengar teriakan, "Cahyonooo... " Yang membuatku terbahak. Jojon, semoga amal kebaikanmu di dunia menjadi cahaya bagimu di alam sana. Amin. Aku rindu lawakan Jojon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H