Mohon tunggu...
Bakri Dahlan Pasangkie
Bakri Dahlan Pasangkie Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Seorang yang pernah menjadi wartawan di beberapa media seperti Harian Fajar, Pedoman Rakyat dan Tegas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Namaku Tutu

4 Oktober 2021   08:22 Diperbarui: 4 Oktober 2021   08:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang lelaki tua baru saja keluar dari puskesmas
Becak motor sudah menunggu
Perlahan berusaha menaikinya
Abang becak diam tidak bergerak dari tempat duduk
Sebuah motor melaju kencang hampir menabraknya
Teriakan pengendara motor jelas terdengar
Minggir kau bangsat!

Namaku Tutu
Pensiunan salah satu instansi pemerintah
Umurku lewat enam puluh tahun
Aku mengidap penyakit jantung, ginjal, gula
Aku rutin ke puskesmas mengambil obat untuk konsumsi seminggu
Keseharianku ditemani sesak nafas, perih diperut bagian kanan
Tubuhku kurus kering
Aku kini menjadi beban semua kerabat

Sang dokter ahli menatapnya dengan tajam
Bapak harus cuci darah! 
Jantung bapak bermasalah segera operasi! 
Gula darah bapak tinggi perlu penanganan serius! 
Bapak belum mau matikan?
Jangan makan sembarangan harus sesuai petunjuk dokter! 
Ini demi kebaikan bapak juga! 

Becak motor terus melaju
Menerobos padatnya jalan kota
Telinga Tutu berdengung
Kalimat sang dokter ahli memenuhi pikiran
Tutu tersenyum pahit
Setiap minggu nasehat itu menyerangnya seperti penyakit dideritanya
Becak motor berhenti depan sebuah rumah bercat putih
Sebuah ambulance terparkir depan pagar
Ambulance berwarna putih
Serasi dengan warna pagar rumah Tutu
Tutu turun perlahan dari becak motor
Baru saja Tutu membuka pintu pagar
Tiga perawat berpakaian serba putih dengan penutup kepala menghampiri
Maaf kami akan membawa bapak ke rumah sakit
Tutu tersenyum
Tutu positif terpapar virus corona!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun