Tangis pecah menerjang pagi buta
Suara mesjid membangunkan satu kampung
O, putaran bumi
O, roda hidup
O, sahabat
Jangan biarkan diriku kembali mengenang masa lalu
Dalam kekusutan logika dunia
Kemarin aku masih melihatmu tersenyum
Terburu-buru memalingkan wajah arah kiblat
Aku memanggil namamu
Tapi kau lebih senang menyapa Kekasih setiamu
O, para leluhur Tana Ugi
Anak cucumu di jaman raja-raja internet
Mencari panutan yang pantas diikuti
O, penguasa jagat raya
Kau memanggil sahabatku dipagi buta
Meninggalkanku dalam pertarungan tanpa ujung
Bagaimana membaca roda jaman bersamamu
Sementara kau telah sampai di ujung pengabdian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H