Menggelikan sekali membaca kontradiksi antara 2 berita berikut ini : 1. Kualitas Buruk, Orangtua di China Memilih Mainan Impor sumber asli : http://www.antaranews.com/berita/383959/kualitas-buruk-orang-tua-di-china-memilih-mainan-impor 2. Pasar Gembrong, Surganya Mainan Impor Di artikel itu ada tertulis : ......Tingginya permintaan produk China khususnya pada produk mainan telah membuat importasi pada produk tersebut semakin besar .....Malahan memang kapasitas dan kecenderungan orang Indonesia lebih menyukai produk asal China," sumber asli : http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1940091/pasar-gembrong-surganya-mainan-impor#.UkKRaNJxTgo
Saya dengan mudah bisa menemukan artikel serupa dengan artikel ke 2 tadi , misalnya :
1. Kualitas Buruk Mainan China Banyak Diimport -->http://mediapublica.co/2013/07/09/kualitas-buruk-mainan-china-banyak-di-import/
2. Impor Mainan Anak Melonjak ---> http://www.jurnas.com/halaman/10/2011-05-20/170315
dll.
Intinya, mainan import dr China yang di negeri asalnya sendiri orang ogah pakai karena berbahaya, kenapa di Indonesia malah diimport gila2an ?
Apa dampak membanjirnya import mainan dan kemana selama ini mainan produk lokal kita ?
Maraknya produk mainan berharga murah dari China, hingga menguasai volume pasar hampir Rp 800 Milyar pada tahun 2011, ( pada artikel2 yng saya baca, tahun ini angkanya sudah meningkat nyaris 60%) adalah musibah besar bagi industri mainan anak nasional. Tidak hanya memukul industri mainan anak Indonesia, tetapi juga memiliki dampak buruk pada anak-anak Indonesia.
Inilah salah satu hasil tes Sucofindo...
Hasil tes dari Sucofindo pada tahun 2007 atas mainan produk China, menemukan bahwa mainan impor China memang berbahaya karena mengandung timbal di atas kadar normal. Dalam laporan yang dikeluarkan Sucofindo bernomor 0250195, diketahui bahwa mainan mobil-mobilan China itu mengandung timbal hingga 353 miligram per kilogram. Kandungan timbal dalam mainan China itu berarti hampir 4 kali lipat dari ambang batas yang direkomendasikan oleh Badan Standardisasi Mainan Dunia (IN71), sebesar 90 miligram per kilogram.
Pengujian itu dilakukan atas inisiatif Asosiasi Penggiat Mainan Tradisional dan Edukatif Indonesia (APMETI), menyusul penarikan produk mainan Cina di Amerika Serikat. Kandungan timbal itu dinilai sangat berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai macam penyakit seperti kanker. Namun kandungan timbal itu tidak akan terdeteksi secara cepat didalam tubuh, dan baru akan diketahui dampaknya setelah sekian lama menumpuk di tubuh.
Mainan-mainan Cina yang berbahaya itu, pada mulanya masuk secara ilegal. Namun seiring berlakunya pasar bebas China-ASEAN, mainan berbahaya dari China ini membanjiri pasar Indonesia secara legal karena lemahnya pengawasan dari Pemerintah Indonesia. Mainan-mainan China umumnya sangat disukai karena harganya yang sangat murah.
Kesiapan Produk Lokal
Hasil studi yang dilakukan BSN (2010) menunjukkan dari sudut penerapan teknologi, banyak produsen mainan anak nasional berproduksi dengan teknologi rendah, padahal tuntutan industri mainan anak semakin maju.
Akibatnya, variasi produk Indonesia kalah dibandingkan negara produsen mainan anak lain. Kecuali itu, produsen lokal belum banyak yang mampu mengakses berbagai informasi mengenai standar kualitas dan keamanan produk supaya bisa memasuki pasar yang lebih luas. Mereka cenderung memproduksi barang sesuai dengan trend kebutuhan pasar, tanpa memperkuat diri dengan penerapan standar mutu dan keamanan produk.
Rintangan-rintangan yang umum tersebut adalah industri mainan (tradisional) Indonesia tidak hanya lemah dari segi harga dibanding produk impor, sisi keamanan kandungan bahan maupun bentuk, produk lokal yang mayoritas dihasilkan UMKM ini juga sangat lemah dari sisi desain dan inovasi.
Indisco 2013, peran nyata Perguruan Tinggi
Salah satu upaya yang dilakukan perguruan tinggi untuk memberikan sumbangan pada ketahanan mainan lokal adalah dengan menyelenggarakan INDISCO 2013. Fakultas Teknik Industri Universitas Diponegoro telah 5 tahun berturut-turut menyelenggarakan Indisco, sebuah event nasional berupa Seminar Nasional dan....nah ini dia...Kompetisi Disain. Indisco ke 4 dan ke 5 khusus mengambil tema Mainan Anak, dengan memberikan tantangan pada calon-calon perancang dunia industri dari kalangan perguruan tinggi.
Indisco ke 5 diselenggarakan 24 & 25 September 2013 di kampus Pasca Sarjana Undip Semarang. Tema yang diambil adalah : “Automata Toys For Edu-plaything”
Seperti apa sih Automata Toys itu ?
Coba buka link2 video presentasi para peserta dengan ketik Indisco Undip 2013 di Youtube. Sebagai orang awam saya akui hasil karya anak2 bangsa ini sangat keren.
Hasil seleksi 24 besar sebagai berikut :
[caption id="attachment_290770" align="aligncenter" width="452" caption="24 Besar Seleksi Indisco 2013"][/caption] Bravo Indisco ! Bravo Mainan Anak Indonesia !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H