Akhirnya Kerajaan sunda membangun prasasti padrao tersebut yang merupakan titik penanda rencana awal portugis untuk membangun benteng di muara Sungai ciliwung di calapa atau sunda kelapa atau yang kita kenal sekarang sebagai Jakarta.Â
Lalu raja samio (surawisesa) harus memberikan seribu kantong Lada kepada portugis sebagai tanda kesepakatan atas perjanjian yang telah mereka buat tersebut. Namun sayangnya,pada tahun 1927 tanah calapa berhasil direbut oleh fatahillah dari Kerajaan demak.
Â
Kisah di balik batu prasasti padrao ini sangatlah menarik bukan? Mulai dari poltik, rempah-rempah hingga perebutan tanah.
Â
                                                   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H