Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Susno Ditahan Susno Melawan

14 Mei 2010   10:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:13 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_140888" align="alignright" width="300" caption="Susno Duadji/Admin (Kompas)"][/caption] “Perang Bintang” benar-benar telah terjadi. Sang sang peniup pluit telah menabuh genderang perang terhadapmafia hukum dan peradilan serta markus pajak, Susno Duadji sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan oleh Polrisejak Selasa malam, 11 Mei 2010. Sekali lagi kita, rakyat dibuat bingung oleh para penegak hukum, khususnya Polri. Bagaimana tidak?, Penahanan ini benar-benar aneh dan lucu. Dimana letak lucunya? Kan yang memulai membongkar praktek markus itu Susno Duadji. Dan pernyataannya itu sudah terbukti benar. Sudah begitu banyak pejabat yang terindikasi terlibat markus Pajak, baik dari Kepolisian, Kejaksaan maupun Kehakiman bahkan para Pengacara. Dan markusnya sendiri sudah ada, Sjahril Djohan Tak Mungkin Maling Teriak Maling Pak Susno Duadji lah yang telah membuka pintu masuk untuk membongkar mafia hukum dan mafia pajak yang selama ini antara ada dan tiada. Ibarat kentut, baunya ada, bunyinya terdengar jelas, dan pasti ada orang yang kentut, tapi siapa pelakunya, itulah yang salami ini misteri besar, dan telah diungkap oleh Susno.

Walaupun semua yang dituduhkan oleh Susno tentang markus pajak dan mafia hukum sudah mulai terungkap satu persatu, yang ditandai dengantelah ditetapkannya Bahassyim Assifie dan Sjahril Djohan sebagai tersangka dalam kasus mafia Pajak, pengakuan mantan Hakim yang mengadili Gayus, Muhtadi Asnun, yang menerima uang suap dari Gayus Rp. 50 juta (terakhir diindikasikan menerima Rp 1 milar).

Ditetapkannya Kompol Muhammad Arafat Enanie dan AKP Sri Sumartini sebagai tersangka. Dijadikannya Brigjen Pol Edmon Ilyas dan Radja Erizman sebagai terperiksa kasus mafia Pajak (Tapi sampai sekarang belum ada tidaktindak lanjutnya). Ini juga salah satu keanehan, mengapa Kapolri hanya “memusuhi” Susno, sementara Edmond an Erizman yang justru ditengarai terlbat markus pajak, malah dibiarkan statusnya tidak ditingkatkan, malah diikut-sertakan dalam dengar pendapat dengan DPR

Belum lagi ditangkap atau dimutasikan atau diberhentikannya para pejabat di Kejaksaan, Kehakiman dan Diten Pajak. Bukan hanya di Jakarta kasus mafia pajak terungkap. Di Surabya ternyata kasus penggelapan pajak juga tak kalah hebatnya,. Bahkan seorang cleaning service di Kantor Wilayah (Kanwil) Pajak Jawa Timur kaya raya. Belasan orang petugsa pajak Jatim sudah ditangkap dan diproses secara hukum dengan total dana yang ditilep lebih dari Rp.300 miliar.

Dan tidak tertutup kemungkinan bahwa penggelapan pajak ini sebenarnya terjadi di semua Kanwil Pajak di seluruh Indonesia. Tapi belum terbongkar atau sengaja ditutup- tutupi oleh Kementerian Keuanganagar Menterinya tidak bertambah malu. Soalnya telah terbukti, tunjangan khusus yang mencapai belasan sampai puluhan juta per bulan bagi pegawai dan pejabat Ditjen Pajak, ternyata tidak menyurutkan mereka dari nafsu untuk

korupsi.

Kita semua sudah tahu bagaimana seorang Gayus yang hanya Golongan III A Non Eselon (staf biasa) punya rekening seniali Rp.28 miliar. Dan menurut teori pak Susno, simpanan di rekening itu biasanya hanya 10 % dari total kekayaannya. Berarti kekayaan Gayus sekitar Rp.280 miliar?. Astagffirullah hal ‘azim.

Kita juga sudah dapat informasi betapa kayanya Bahasyim, Senior Gayus di Ditjen Pajak, yang harta kekayaannnya tidak terhitung, sehingga uangnya sampai dimakan rayap karena disimpan di dalam gudang di bawah tanah (Baca tentang Bahsyim di profile saya).

Ini semua jasa Susno Duadji, yang sedang diusahakan oleh Pimpinan Polri untuk dikecilkan jasanya dalam mebongkar mega kejahatan ini (Maaf bukan Ibu Megawaty lho). Orang yang begitu besar jasanya terhadap usaha pemberantasan mafia hukum dan mafia pajak, kok malah ditahan, bukannya diberi pengharagaan. Bagiamana ini Kapolri dan Presiden SBY?

Susno Melapor Susno yang Ditangkap

Namun semua fakta itubelum membuat Polri fokus terhadap pemberantasan mafia hukum dan mafia atau markus pajak yang mengakibatkan kerugian Negara yang mencapai ratusan miliar dan mungkin triliunan rupiah itu..

Yang terjadi adalah justru Susno yang ditangkap, dijadikan tersangka dan ditahaun selama 20 hari sejak Selasa malam, 11 Mei 2010. Susno dituduh menerima suap dari Sjahril Djohan, sang “bos” yang diduga kuat sebagai Mr.X, yang telah malang melintang beroperasi di Polri dan Deparlu sejak zaman Orde Baru itu.

Setiap bulan Sjahril ke Australia untuk menjenguk anaknya yang sedang kuliah di Negeri Kanguru itu. Itu hanya sebuah bukti kecil betapa kaya-rayanya Sjahril Djohan, mantan Pejabat Departemen Luar Negeri yang dipecat karena terbukti menggunakan ijazah palsu. Perlu diketahui bahwa biaya hidup dan sewa apartemen di Australia (Penulis pernah tinggal di sana) sangat mahal.

Biaya hidup satu bulan di Australia dapat dipakai untuk biaya hidup di Indonesia selama satu tahun Biaya kuliahnya juga sangat mahal, berlipat ganda dibanding dengan biaya kuliah paling mahal di Idonesia.Sebagai PNS, tidak mungkin Sjahri Djohan dapat menyekolahkan anaknya di LN tanpa ada kegiatan sambilan, yang diduga sebagai Markus Pajak Big Fish itu.

Lucunya pihak Penyidik Polri yang katanya independent tapi bertindak depen on (tergantung pada)pesanan sponsor. Buktinya, bahwa tuduhan dan penahanan itu terlalu dipaksakan. Susno tidak boleh membaca apa yang tertulis tentang pengakuan saksi, tapi dia disuruh menanda-tangani Berita Acara. Orang goblok-pun tau, itu aneh dan lucu. Apalagi sebagai mantan Kabareskrim, sangat wajar bila Susno tidak mau menanda-tangani Berita Acara apapun. Dia tahu prosedurnya.

Yang lebih konyol lagi, bukti pengakuan para saksi, justru didapat dari orang-orang yang diduga Susno sebagai yang terlibat dalam markus hukum dan pajak itu seperti Sjahril Djohan, Haposan, Kompol Arafat, dll. Mereka kan “musuh” Susno. Pasti akan menuduh balik Susno.

Keanehan lainnya adalah saat pemeriksaan Kompol Arafat Senin 10 Mei, yang disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi, yang lebih banyak disebut bukan perbuatan Arafat, tapi Susno. Sangatjelas, terang dan nyata, bahwa ini hanya rekayasa untuk menyudutkan Susno di mata rakyat, sehingga bila dia ditangkap, itu wajar-wajar saja, untuk membangun opini publik, bahwa Susno tidak sebaik seperi yang telah diketahui masyarakat selama ini. Untuk penghancuran nama baik dan kepercayaan masyarakat.

Keanehan lainnya adalah, Sjahril Djohan menyatakan dia menyogok Susno Rp.500 juta, tapi mengapa orang yang mengaku menyogok malah tidak dproses? Malah Sjahril Djohan diberi kesempatan untuk menantang Susno untuk segera datang ke Mabes Polri saat Susno tidak hadir dalam panggilan pertama penyidik Mabes Polri minggu lalu. Sjahril ngomong di depan kamera TV bagaikan Pahlawan kesiangan, menantang Susno agar datang ke Mabes Polri. Ada apa dengan Polri?

Malah sebelumnya Sjahril Djohan “ngarang” cerita bahwa ada utusan Susno yang menemuinya di Singapura meminta agar Sjahril Djohan tidak kembali ke Indonesia. Tapi sampai sekarang tidak jelas, siapa itu. Ini sekali lagi, untuk merusak citra Susno di mata publik, yang sudah terlanjur mendukung dia. Tapi usaha Polri ini gagal total. Masyarakat semakin bersimpati dan mendukung Susno, karena semua “nyanyianya” ternyata benar, sementara banyak pernyataan Kapolri, Bambang Hendarso Danuri, yang salah.

“Nyanyian” Susno mengancam banyak Pejabat

Tanpa “nyanyian” Susno, kasus Gayus akan tetap terbungkus.Tanpa “ocehan” Susno, Cirus Sinaga akan tenang-tenang saja (bacanya seperti logat Batak biar seru). Tanpa koak-koak Susno hakim Asnun yang katanya menerima Rp 1 miliar (bukan cuma Rp. 50 juta untuk Umroh), aman-aman saja. Auzubillah min zalik, Uang hasil korupsi untuk ibadah?

Kalau pak Susno terlibat dalam mafia hukum dan mafia pajak ini, tidak mungkin dia mau “nyanyi” kan? Itu namanya “bunuh diri”. Itu sama saja dengan pribahasa: “Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri”. Logika Polri diamana?. Jelas Polri mengada-ada, mencari-cari kesalahan Susno.

Masalahnya, sebentar lagi mau pergantian Kapolri, karena pak Bambang Hendarso Danuri tidak lama lagi akan pensiun. Agar Susno tidak jadi Kapolri, maka harus dilakukan “pembunuhan” karakter. MalahKapolri menyatakan bahwa Susno sudah mengundurkan diri dari Kepolisian, sehingga tidak mungkin lagi jadi Kapolri. Pernyataan ini telah dibantah oleh salah seorang Pengacara Susno, Henry Yosodiningrat.

Kapolri mungkin merasa terancam. Mungkin juga banyak petinggi Polri lain, baik yang masih aktif maupun sudah pensiun, terusik kenyamannya dengan harta kekayaan mereka yang luar biasa yang didapat dengan cara yang tidak halal.. Mungkin juga mantan-mantan Kapolri dan Wakapolri yang kaya-kaya banyak yang terlibat kasus mafia hukum dan mafia pajak ini? Hanya mereka dan Tuhan-lah yang tahu.

Sudah tidak terbantahkan lagi bahwa banyak sekali para perwira tinggi Polri bahkan Perwira menengah atau staf biasa yang hidup mewah, rumah mewah harga miliaran, dengan mobil mewah lebih dari satu, yang secara kasat mata tak mungkin dapat dibeli dengan uang gaji dan tunjangan jabatan mereka. Contohnya Emond Ilyas yang disebut Susno terkait mafia pajak, yang sempat jadi Kapolda Lampung itu, sangat jelas kekayaannya yang luar biasa dan tidak mau bayar pajak penghasilan. “Masih menunggu bukti yang cukup, demikian penyataan Polri.

Beberapa Tindakan Susno yang Membuat Pimpinan Polri Naik Pitam Sekedar mengingatkan pembaca, inilah “rangkaian peristiwa” perseteruan antara Susno Duadji dengan Pimpinan Polri

7 Januari 2010

Susno Duadji jadi saksi dalam kasus pembunuhan yang melibatkan mantan ketua KPK Antasari Azhar, dalam pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.. Kapolri marah, dan menarik semua fasilitas dari Susno termasuk pengawal, sopir, dan mobil dinas.pada keesokan harinya.

15 Maret 2010

Susno Duadji mengungkap adanya dugaan makelar kasus di tubuh Polri yang melibatkan beberapa petinggi Polri dan melibatkan karyawan Ditjen Pajak Gayus Tambunan dan yang sering disebut sebagai makelar kasus (markus) yang merugikan negara senilai Rp 28 miliar

7 April 2010

Susno memberikan keterangan di depan Komisi III. DPR tentang adanya Markus Hukum dan Mafia Pajak kelas kakap, Sjahril Djohan. Susno juga meminta perlindungan dari Komis III DPR

12 April 2010-Siang

Memenuhi panggilan dan memebrikan keterngan pada Satgas Mafia Hukum, Minta perlindungan kepada satga Mafia Hukum

12 April 2010-Sore

Akanberangkatke Singapura untuk berobat. tapi ditangkap oleh Provost di Bandara Soekarno-Hatta.. Alasan polisi bahwa Susnotidak ada izin dari Kapolri. Susno diinterogasi selama 5 jam, sebelum diizinkan pulang..

11 Mei 2010

Diperiksa sebagai saksi di Mabes Polri sekitar 5 jam, malamnya langsung ditetapkan sebagai tersangka, tidak diperbolehkan pulang

12 Mei 2010

Pemeriksaan dilanjutakan, dan malamnya ditahan di Rutan Kelapa Dua Depok selam a20 hari

Tetaplah Bernyanyi pak Susno

Kuat dugaan mengapa Susno ditahan di Rutan Kelapa Dua adalah untuk “membungkam” Susno agar “diam”, tidak melanjutkan pembongkaran kasus mafia hukum dan mafia Pajak ini, Di sana kan susah bertemu wartawan

Tapi Susno sudah bertekad, akan tetap bernyanyi, nyanyiannya mungkin lebih keras dan nyaring. Bgaus pak Susno, Genderang perang telah ditabuh. Pantang untuk surut kembali. Banyak rakyat yang mendukungmu. Maju terus, pantang mundur.

Rakyat Negeri ini sudah sangat muak dengan praktek-praktek kotor segala bentuk rekayasa yang telah meluluh-lantakkan hukum di Negeri ini. Mafia Hukum, Mafia Peradilan, Mafia Pajak yang sudah menggurita bagaikan penyakitkangker yang sudah sampai Stadium Lima. Rakyat sudah muak. Rakyat sudah benci, melihat koruptor beraksi, memperkaya diri sendiri

Rakyat sudah sangat muak dan benci melihat tampang-tampang Gayus, Anggodo, Arthalita Suryani (Ayin), Bahasyim, Sjahril Djohan yang selalu tersenyum penuh kebahagiaan dan kepuasan di layer televisi yang didampingi oleh para pengacra masing-masing yang tidak perduli dengan betapa sakit-hatinya rakyat yang tertindas dan kelaparan, tidak bisa sekolah akibat korupsi. Rakyat sudah tak sabar lagi, ingin melihat semua koruptor dihukum mati.

Semakin mendapat Simpati dan Dukungan Masyarakat

Komjen Polisi Susno Duadji Pujakususma (Putra Jawa kelahahiran Sumatera) itu semakin ditekan semakin melawan. Terlalu banyak rahasia Negara yang dia pegang, termasuk data IT DPT Pemilu yang lalu? Apa ada kecurangan di sana pak Susno?. Mungkin pak Susno juga punya data kemana aliran dana Bank Century yang sebenarnya sehingga Partai Demokrat “mati-matian” coba menutupinya?

Susno semakin ditekan dan dizolimi oleh institusinya sendiri, semakin popular dan mendapat dukungan yang luas dan luar biasa dari masyarakat dan LSM serta DPR.

Sudah puluhan ribu pendukung Susno facebook dan Twitter dan jaringan social lainnya. Saya yakin dalam waktu dekat, ada jutaan orang yang akan mendukung Susno. Komisi III DPR juga sudah membentuk Panitia Kerja (Panja), dalam waktu dekat akan memanggil Kapolri untuk minta penjelasan mengapa Susno ditahan.

Komnas HAM juga sudah menemui Susno dan sudah memberikan dukungan moral kepada Susno. Adnan Buyung Nasution, pengacara paling senior yang pernah menjadi Ketua Tim Delapan, yang dulu merekomendasikan Susno agar dicopot jabatannya dari Kabareskrim Mabes Polri, juga berbalik mendukung Susno dan menilai bahwa penangkapan dan penahanan Susno Duadji sebagai berlebihan.

Penulis yakin dalam waktu dekat dukungan di facebook dan jaringan sosial lainnya akan mencapai jutaan orang, yang akan semakin menyudutkan Kapolri Bambang Hendarso Danuri. Begitu juga di kolom Surat Pembaca harian baik yang terbit di Jakarta maupu di daerah. Dan dapat diperkirakandi hari-hari mendatang, demo-demo untuk mendukung Susno dan menurun-paksakan Kapolri akan “menggelegar” di seluruh Nusantara. Kita lihat saja

Situasi sudah kacau begini, kok Satgas Mafia Pemberantasan Mafia Hukum bentukan Presiden dan SBY sendiri tidak menyatakan sikap? Aneh kan? Apakah slogan pemberantasan korupsi di Negeri ini Cuma “ecak-ecak bae”, kata wong Palembang, atau pura-pura saja?

Susno Calon Presiden RI 2014

Kalaupun Susno tidak jadi Kapolri menggantikan Bambang Hendarso Danuri, tapi karirnya belum mati. Susno malah bisa terpilih sebagai Presiden RI tahun 2014. Mengapa? Ya itu tadi, karena sebagai peniup peluit yang membongkar mafia hukum dan markus pajak, Susno sangatlah popular dan didukung masyarakat, termasuk Polisi yang bersih, yang merasa gerah dengan tindakan Kapolri.

Tahun 2014 SBY tidak boleh lagi mecalonkan diri sebagai Presiden. Penulis tidak melihat ada tokoh yang cukup menonjol di Partai Demokrat. Biasa-biasa saja, baik itu Andi Malarangeng atau Anas Urabningrum, calon kuat Ketua Umum Partai Demokrat yang akan datang. Apalagi dengan resistensi dan tingkah laku para fungsionaris Partai Demokrat yang sangat menyebalkan, terutama masalah bail out Bank Century, Ruhut Sitompul dkk, pasti akan menurunkan perolehan suara Partai Demokrat secara signifikan dalam Pemilu 2014

Karena sampai dengan saat ini Undang-undang Pemilu masih belum memungkinkan ada calon Presiden independent, maka Susno harus dicalonkan olehPartai Politik Kalau ada Parpol yang jeli menangkap peluang ini, mereka harus cepat-cepat “meminang” Susno untuk jadi capres-nya.

Rakyat Indonesia kan terkenal sangat memihak orang yang dizolimi?. Ingat kasus SBY yang “dizolimi” Megawati beberapa waktu sebelum Pilpres 2004, yang mendapat simpati yang luar biasa dari publik?.. Akhirnya SBY dapat memenangkan Pemilu Presiden, dan dapat mendongkrak Partai Demokrat dari partai “gurem” menjadi Partai pemenang Pemilu 2009.

Susno Duadji memiliki kapasitas lebih dari cukup sebagai Presiden RI. Pendidikan S2, mengetahui banyak tentang mafia-mafia hukum dan mafia pajak, mengetahui rekening-rekening yang tidak wajar para pejabat korup dan pengusaha nakal Negeri ini, karena pernah jadi Ketua PPATK dan Kabareskrim, dua jabatan yang mungkin belum pernah dipangku oleh seorang-pun selain Susno.

Dan yang lebih penting, Susno adalah seorang yang pemberani, suatu sifat yang sangat dibutuhkan oleh Negeri yang sangat kaya dengan sumber alam tapi sebagian besar rakyatnya miskin, yang sedang carut marut tak karuan karena korupsi yang teramat lura biasa.

Anda pikir tak mungkin? Mungkin saja, apabila Allah, Tuhan Yang Maha Menentukan segalanya memang menghendakinya. Perhatikan ayat Al Qir’an berikut: “Allah Yang Mempunyai Kerjaaan (Kekuasaan). Dia Memberikan Kerajaan kepada siapa yang Dia Kehendaki, dan Dia Mencabut Kerajaan dari siapa yang Dia Kehendaki. Pada-Nya-lah segala Kebajikan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS Ali Imran:26)

Semoga pak Susno Duadji selalu mendapat perlindungan dari Allah, dan semoga dia dapat memenangkan gugatan Pra Peradilan yang telah dilayangkan oleh para Pengacara-nya pada 11 Mei yang lalu. Semoga dalam Pra Peradlan itu tidak diintervensi dan “dibeli” oleh para pajabat yang korup dan para pengusaha nakal yang mengemplang pajak trilunuan, yang sangat berkepntingan agar Susno tidak naik ke posisi yang lebih tinggi, Presiden RI. Amin

Jangan menyerah pak Susno

Susno ditahan, Susno melawan

Rakyat yang tertindas ada dibelakang mu

Depok, 11 Mei 2010

Oleh: Bakaruddin Is

Baca juga di profile penulis artikel yang lebih lawas:

  • Dulu Cicak Lawan Cicak sekarang Buaya lawan Buaya
  • Susno Duadji Disayang Dibenci Dipuja Dicaci

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun