Di saat sebagian besar rakyat Indonsia sedang pusing dan stress menghadapi masalah begitu banyaknya kompor gas yang tiba-tiba menjadi ”bom” bagi rakyat, terutama rakyat kecil yang baru saja ”belajar” masak dengan gas, merubah kebiasaan selama ini yang biasanya menggunakan minyak tanah, tiba-tiba rakyat dan juga para pengusaha kesal dan jengkel dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL), yang mengakibatkan kenaikan harga yang hampir tidak terkendali bagi semua produk termasuk sembako, padahal sebentar lagi kaum Muslimin akan menyambut bulan suci Ramadhan, yang biasanya ”pasti” akan lebih menyebabkan kenaikan harga yang lebih tinggi lagi.
Kejengkelan itu semakin bertambah lagi melihat betapa arogannya pasukan pengawal Presiden (Paspanpres) yang secara semena-mena memperlakukan seorang warga yang mendapat ancaman akan ditembak segala, sehingga menimbulkan rekaksi yang cukup luas di masyarakat termasuk koran dan TV, sehingga menimbulkan wacana dan keinginan agar SBY tinggal di Iastana Negara saja, bukan di Cekeas, Bogor.
Menyesal Memilih SBY
Soesilo Bambang Yudhoyono atau lebih populer dengan SBY, yang lahir di Pacitan Jawa Timur 9 September 1949. menjadi Persiden RI ke-6, dan merupakan Presiden pilihan rakyat secara langsung. Untuk pertama kali rakyat Indonsia secara langsung memilih presidenn.
Dari segi Demokrasi, Pemilu Persiden 2004 inilah yang paling fair dan syah pilihan rakyat yang sebenarnya. SBY mengalahkan Megawati pada Pemilu Presiden putaran ke-dua dengan perolehan suara 60 %.. Penuulis, termasuk salah seorang yang memilih SBY sebagai Presiden, baik pada Pemilu 2004 maupun 2009, dan saya sangat menyesal telah memilih SBY.
Kecelakaan Lalu Lintas oleh Rombongan SBY
Hanya beberapa waktu setelah dilantik sebagai Presiden, SBY dan pasukan pengawalanya telah ”meminta korban” rakyat dalam suatu kecelakaan lalu lintas di jalan tol yang terjadi pada tanggal 17 November 2004, yang menyebabkan tabrakan mobil secara beruntun yang merenggut beberapa nyawa, kalau tidak salah 6 orang dan beberapa lainnya luka-luka. Salah seoarang yang meninggal adalah sopir, yang malah dituduh sebagai pihak yang bersalah, bukan paspampres yang salah.
Penyebab Kemacetan
Setiap hari kerja, seaat rombongan SBY pergi dari rumahnya di Cikeas Bogor, sampai Ke Istana yang berjarak kurang lebih 50 km, sudah dapat dipastikan akan menyebabkan kemacetan lalu lintas, baik di Jalan Tol apalagi di jalan biasa, karena semua kendaraan dipakasa dihentikan oleh Paspampres. Begitu juga saat Sby pulang dari Istana pulang kembali ke rumahnya di sore hari, akan terjadi kemacetan yang sama.
Tidak jarang Paspampres ini melakukannya dengan kasar dan arogan, sebagaimana yang ditulis oleh seorang pembaca di Koran Nasiolan beberpa hari yang lalu. Dia mendapat ancaman akan ditembak segala.
Lemah dan Tidak Tegas