Malam nanti sabtu 1 Desember 2012, jam 19.00 timnas sepakbola Indonesia akan “berperang” melawan Malaysia, yang merupakan “musuh bebuyutan” yang bertetangga, yang selalu terjadi di hampir segala bidang.
Kita sering mendengar betapa seringnya Malaysia hanya memandang “sebelah mata” terhadap Indonesia. Walau sebenarnya negara itu jauh lebih kecil dibanding negara kita, baik dari segi luas wilayah maupun jumlah penduduk, tapi sebagian warga negara itu menganggap bahwa mereka lebih hebat dari Indonesia.
Pandangan negatif dan merendahkan erhadap Inodonesia itu tidak terlepas dari banyaknya para TKI terutama TKW (baca pembantu rumah tangga) yang bekerja di Malayasia, yang mencapai lebih dari 2 juta orang, belum terhitung yang tidak terdeteksi keberadaanya karena memasuki Malaysia secara ilegal dan jadi TKI ilegal pula yang digaji secara sangat murah.
Akibatnya, Indonesia dipandang sebagai negara pembantu. Bahkan para turis Indonesia yang datang dengan baik-baik dan terhormat-pun sering kali dicurigai akan bekerja di Malysia dengan visa turis. Hal ini pun dialami oleh keluarga saya saat berlibur di Malaysia beberapa waktu lalu.
Kita juga sering mendengar betapa perlakuan para police diraja Malaysia terhadap warga negara Indonesia (WNI), apalagi TKI danTKW, sangat tidak sopan dan menganggap rendah. Betapa seringnya mereka melakukan pelecehan, termasuk pelecehan seksual. Kasus terbaru yang terjadi di Negara Bagian Penang baru-baru dimana tiga polisi Malaysia memperkosa seorang TKW di Kantor Polisi stempat, dan kausus ini “menguap” begitu saja. Polisi Malaysia itu bebas tanpa ditahan.
Belum lagi beberapa tindakan yang dilakukan oleh Malaysia seperti “pengambilah” Pulau Sipadan dan Ligitan, peegseran perbatasan, klaim lagu-lagu dan tari tradisional Indonesia, dan lain sebagainya.
Salah satu rivalitas yang selalu terjadi antara Indonesia dan Malaysia adalah dalam bidang olahraga. Kita ingat betapa persaingan itu sangat terasa pada perebutan Piala Thomas. Dulu, sebelum Indonesia mengikuti kejuaraan beregu putra itu, Malaysia selalu menjadi juara. Tapi setelah Indonesia ikut ambil bagian, maka untuk pertama kalinya Piala Thomas “diambil alih” oleh Indonesia dari tangan Malaysia. Itu terjadi di Singapura tahun 1958 saat Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 6-3.
Begitu juga di SEA Games. Dulu, saat masih bernaman SEAP Games (P=Peninsula-Semenanjung), saat Indonesia. Filipina dan Brunei belum menjadi angggota, Malaysia sering jadi pengumpul medali emas terbanayk kedua di bawah Tahiland. Tapi begitu Indonesia masuk saat berubah jadi SEA Games tahun 1977, maka Indonesia sering menjadi juara umum sebagai pengumpul medali emas terbanyak yang tentu saja lebih menenggelamkan kedudukan Malaysia.
Di ajang Olimpiade dan Asian Games-pun, kedudukan Indonesia pada umumnya selalu di atas Malaysia. Hal ini lah mungkin yang menjadi salah satu faktor, mengapa setiap kali terjadi pertandingan antara Indonesia dengan Malaysia, maka tensi ketegangan dan rivalitasnya akan sangat tinggi dibanding antara Indonesia atau Malaysia menghadapi negara-negara lain.
Hal ini dapat kita lihat saat Malaysia “dibantai” habis oleh Singapura pada hari Minggu lalu dimana Singapura mengalahkan Malaysia dengan angka 3-0, tak ada yel-yel yang menyebut Singapura itu anjing. Tapi saat Indonesia mengalahkan Singapura (padahal Malaysia berdoa dan berharap agar Indonesia kalah dari Singapura lebih dari 0-3), maka berkumandang-lah yel-yel yang sangat menyakitkan itu. (Baca Suporter Malaysia sangat Keterluan Menghina Indonesia).
Kami Titip Kehormatan Bangsa Di Tanganmu Timnas Garuda
Nanti malam timnas Indonesia kembali akan berhadapan dengan Malaysia. Walau kami tahu hal itu tidak mudah karena bertanding di hadapan suporter tuan rumah yang sangat fanatik, tapi kami percaya bahwa timnas yang dikapteni Bambang Pamungkas dan kawan-kawan akan mampu mengalahkan Malaysia.
Berapapun skornya tidak masalah, yang penting menang. Jangan Cuma seri, apalagi kalah. Kami mendukung dan mendoakan mu timnas. Di stadion Bukit Jalil pun para suporter Indonesiapasti akan mendukung timnas habis-habisan, apalagi beberapa hari lalu diberitakan ada pemukulan oleh suporter Malaysia terhadap suporter Indonesia.
Demi kehormatan bangsa dan negara dan seluruh rakyat Indonesia, berjuanglah dengan gagah berani di setiap jengkal lapangan di setiap detik. Jangan ada kata menyerah, apalagi putus asa. Berjuanglah sampai peluit terakhir dibunyikan.
Ayo Andik cetak gol lagi seperti saat melawan Singapura, kali ini ke gawang Malaysia.
Ayo Irfan Bachdim, kami menunggu gol mu ke gawang Malaysia
Ayo Rafael, cetak lagi gol ke dua untuk Indonesia ke gawang Malaysia
Ayo Vendry, cetak lagi gol bila diturunkan lawan Malaysia
Ayo Bambang Pamungkas, buktikan kamu bisa dan pantas jadi kapten tim.
Ayo semua pemain yang diturunkan, berjuanglah demi kebanggan dan kehormatan merah putih
Semoga Allah meredhoi dan memberikan kemenangan buta kita. Amin.
Palembang, 1 Desember 2012
Sumber data: Wikipedia
Baca juga:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H