Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bencana Alam Bertubi-tubi: Sudah Waktunya Kita Bertobat Kepada-Nya

27 Oktober 2010   23:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang Peringatan Hari Soempah Pemoeda28 Oktober,Allah menunjukkan lagi bukti betapa Maha Kuasanya Dia. Tanggal 26 Oktober, terjadihujan abu dan pasir panas dari perut Gunung Merapidi daerah Magelang dan Boyolal, Jawa TengahdanKaliurang Yogyakarta,bahkan abunya sampaike Ciamis Jawa Barat. Sampai Rabu malam 27 Oktober, telah 30 orang meninggal dunia, termasuk seorang wartawan Viva News, Yuniawan dan “juru kunci” Gunung Merapi, Mbah Maridjan, yang terkenal sebagai orang “kuat” iklan sebuah minuman itu.Lebih 40 ribu orang mengungsi, dan lebih 50 korbandirawatdi RS.

Walaupun Gunung Merapi ini sudah mengeluarkan awan panas dan menimbulkan hujan debu sampai ke Ciamis, status gunung berapi yang teraktif di dunia itu masih sangat mungkin untuk meletus dengan memuntahkan lahar panas, dan kalau itu terjadi, maka para korban kemungkinan besar akan jauh lebih banyak dan dahsyat. Kita hanya berdoa agar hal ini tidak terjadi.

Bencana Alam Bertubi-tubi

Sehari sebelumnya, 25 Oktober, nun jauh di sana bagian Barat Indonesia, di Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, terjadi gempa tektonik berkekuatan di atas 7,2 skala Richter (SR), bahkan menurut stasiun pengamat gempa Amerika Serikat, kekuatan gempa itu mencapai 7,7 SR. yang menyebabkan badai Tsunami, yang sampai Rabu malam telah merenggut lebih 311 jiwa, lebih 400 orang hilang dan lebih 4.000 orang mengungsi.

1289483565851913104
1289483565851913104

Seingat penulis, belum pernah terjadi dua bencana alam besar, gempa tektonik dan gelombang Tsunami dan letusan gunung berapi, yang terjadi dalam waktu yang bersamaan di Indonesia atau mungkin di satu Negara di dunai, sehingga perhatian dan bantuan Pemerintah dan masyarakat menjadi terpecah dua. Bukan itu saja, dana bantuan untuk membantu para korban pasti jauh lebih besar.

12894836761474985584
12894836761474985584

Padahal belum satu bulan berlalu, 5 Oktober, banjir bandeng Wasior, di Papua Barat telah meluluh-lantakkan kota itu,Lebih 150 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya dinyatakan hilang. Lebih lima ribu orang mengungsi ke berbagai kota di Indonesia Timur, Manokawari, Kendari dan Makasaar

Korupsi dan Perbuatan Maksiat Masih Marak

Walaupun begitu seringnya Negara kita ditimpa bencana demi bencana yang seakan tak habis-habisnya, sebgian dari kita masih tidak sadar-sadar juga akan peringatan dari Allah tersebut.

Korupsi jalan terus, dan semakin meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu.Pemberantasan korupsi hanya sekedar wacana dan basa-basi. Penyelesaian kasus besar dugaan korupsi di Bank Century semakin tidak jelas. Sidang korupsi Gayus Tambunan,yang menggelapkan ratusan miliar, belum menunjukkan titik terang. Para penegak hokum seperti KPK, Kejaksaan maupun Kepolisian seperti bermain pimpong, saling melempar tanggung jawab. Aliran dana Bank Century tetaplah misteri.

Sementara itu, kejahatn lain seperti penyelundupan, pembuatan dan peredaran narkoba semkin menjadi-jadi. Peredaran miras semakin tidak terkendali yang merenggut ribuan nyawa manusia secar sia-sia. Pembuatan dan peredaran uang palsu, pembobolan uang nasabah melalui ATM, penipuan berkedok investasi yang mengakibatkan kerugian warga ratusan juta masihsering terjadi. Perampokan Bank oleh terrorist semakin ganas tanpa peduli dengan nyawa manusia.

Pertengakaran, tawuran, saling menghancurkan bahkan saling membunuah di antara warga karena masalah-maslah sepele seperti pertandingan sepak bola atau karena menonton musik atau tak puas hasil Pemilukada sangat sering terjadi. Banyak nyawa melayang, dan banyak rumah yang terbakar. Sungguh menyedihkan, peringatan-peringtan dari Allah tidak dihiraukan.

Para Pemimpin Sibuk Jalan-jalan, Berdebat dan Bertengkar

Saat Gempa dan Tsunami di Mentawai Suamtera Barat, dan hujan abu panas di Gunung Merapi, Presiden SBY dan rombongan dengan pesawat khusus, sedang dalam perjalanan di China dan Vietnam, walaupun akhirnya presiden memutuskan mempercepat kunjungannya di Vietnam, dan terbang langsung ke Padang, untuk meninjau ke Mentawai Kamis 28 Oktober. Saat artikel ini dibuat, SBY sudah berada dan menginap di Padang. Sebelumnya, Wapres Boediono sudah mengunjungi korban di Mentawai. Kita sedikit gembira, ada kemajuan terhadap musibah yang menimpa rakyat, disbanding saat bencana banjir bandeng di Wasior awal Oktober yang lalu.

Sementara itu, rombongan Badan Kehormatan DPR yang tidak terhormat sedang bertamasya ke Yunani dengan menghabiskan uang rakyat lebih dari Rp.2 miliar, tanpa peduli dengan kritik dari berbagai pihak. Padahal uang Rp. 2 miliar itu, akan jauh lebih bermanfaat bila digunakan untuk membantu korban bencana alam. Bahkan sesungguhnya total anggaran DPR untuk berwisata ke luar negeri dengan alasan study banding ini adalah sebesar Rp. 170 miliar, lebih besar dari rencana Pemerintah untuk minta tambahan dana bencana alam sebesar Rp. 150 miliar.

Sementara itu para pemimpin negeri ini masih sibuk berdebat dan bertengkar.Di antara rakyat di berbagai daerah, sering terjadi keributan dan kerusuhan karena tidak puas dengan hasil Pemilukada yang dianggap tidak fair, penuh kecurangan oleh calon yang kalah. Sementara demo-demo anarkis terjadi setiap hari di berbagai kota di seluruhIndonesia, sebagai tanda ketidak-puasan terhadap Pemerintahan SBY.

Setiap partai hanya sibuk membangun partai dan golongannya sendiri. Kita saksikan bagaimana para pemimpin Partai Demokrat sibuk membela diri, mempertahankan semua kebijakan Pemerintah yang banyak dikritik oleh berbagai pihak, meng-claim bahwa baynyak prestasi yang telah dicapai oleh Pemerintah, padahal rakyat merasakan sebaliknya, hidup semakin sulit dan sengsara.

Sementara partai Orde Baru, Golkar, sibuk membangun citra dengan iklan di TV dengan menyatakan bahwa “Suara Golkar adalah suara rakyat”, dan mengkampanyekan agar mantan Presiden Seharto diangkat menjadi pahlawan Nasional.

Sungguh para pemimpin dan para politikus negeri ini tidak punya hati melihat penderitaan dan kesengsaraan rakyat, yang semakin terpuruk dengan banyaknya bencana alam ini. Mereka sibuk dengan diri mereka sendiri. Sungguh sangat menyebalkan dan menyakitkan hati kita.

Bencana Tsunami dan Gunung Merapi Masih Bisa Terjadi

Tanpa bermaksud mendahului ketentuan dan takdir Allah, gempa tektonik di Kepulauan Mentawai masih bisa terjadi dengan kekuatan yang lebih besar yang dapat mengakibatakan badai Tsunami lebih besar. Berdasarkan cacatatan yang ada, sejak gempa tgl 25 Oktober lalu, sudah terjadi 15 kali gempa tektonik susulan dengan kekuatan yang lebih kecil.

Begitu juga dengan Gunung Merapi. Walaupun tidak seoarangpun di antara kita yang menghendakinya, Gunung Merapi masih besar kemungkinan untuk meletus dengan lebih dahsyat, dengan memuntahkan lava dan hawa panas yang dapat mencapai 800 derajat C, yang dapat menghanguskan dan menghancurkan apa saja di sekitar Gunung Merapi.

Korban akan jauh lebih banyak apabila letusan itu terjadi di siang hari, karena banyak para pengungsi yang kembali ke rumahnya di siang hari untuk melihat keadaan rumah dan harta benda mereka, lalu kembali ke tempat pengungsian di malam hari.

Apakah Ini Azab atau Peringatan dari Allah?

Begitu banyak bencana alam yang telahkita alamidi negeri ini, yang merenggut nyawa dan harta begitu banyak, dalam waktu yang begitu singkat, bahkan saat ini dua bencana alam sekaligus di pulau yang berbeda.

Apakah ini hukuman dan azab atau hanya sekedar peringatan dari Allah,kepada kitabangsa Indonesia atas segala dosa-dosa kita,?.

Apakah Tuhan telahmarah kepada kita, karena kitaadalahorang-orang yang tidak pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita?

Akankah kita tetap ingkar dan berbuat maksiat?

Akankah kita tetaptidak mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya?

Akankah kita tetap merusak hutan dan alam kita?

Mari Kita Kembali Kepada-Nya

Hanya Allah Yang tahu, apakah semua bencana ini merupakanhukuman atau hanya peringatan dari Allah, agar kita kembali kepada-Nya. Kembali menyembah-Nya. Kembali menuruti segala perintah-Nya dan manjauhi segala larangann-Nya.

Betapa lemah dan tidak berdayanya manusia,

Bagaimana dalam waktu hitungan menit begitu banyak korban meninggal tersapu badai Tsunami.

Bagaimana dalam waktu yang singkat seluruh kampung di Gunung Merapi musnah terbakar, tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali karena hawa panas.

Bagaimana Kota Wasior hancur lebur tersapu banjir bandeng hanya dalam hitungan jam.

Manusia memang lemah. Tiada dayamelainkan hanya Allah SWT.

La khaula wala quata illa billah. Astagfirullah.

Mari kita kembali kepada-Nya, rukuk, sujud dan menyembah-Nya. Mohon ampun atas segala dosa dan kesalahan kita.

Ya Allah ampunilah segala kesalahn dan dosa-dosa kami

Janganlah Engkau timpakan bencana-bencana lagi yang bertubi-tubi ke negeri ini

Jangnlah Engkau bebankan kepada kami sesuatu yang kami tidak kuat memikulnya.

Kasihanilah dan sayangilah kami

Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan,

Perkenankanlha doa kami.

Amin ya Rabbal A’lamin

Depok, 28 Oktober 2010

Bakaruddin Is

Pesan:

Selamat merayakan hari “Soempah Pemoeda”, silahkan demonstrasi, tapi jangan berbuat anarki.

Kasihan bapak-bapak polisi dan para demonstarn itu sendiri bila ada korban jiwa lagi

Damailah Indonesia-ku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun