Mereka memasuki "sarang penyamun", karena daerha yang ddatangi adalah kampong-kampung para perompak bajak laut, yang sering membunuh taua memotong leher korbannya, para nakhoda yang melewati Selat Philips tersebut. Belum lagi dari susahnya mencapai kampong-kampung yang termasuk Provinsi Riau Kepulauan itu yang harus dicapai dengan speedboat kecil padahal ombaknya besar. Belum tibda di kampong tujuan saja sudah mempertaruhkan nyawa.
Baegitu sampai di kampong para perompak yang meyeramkan itu, dimana mesjidnya tidak pernah dipakai untuk shalat lagi, dimana banyak kalong bersatang di mesjid, tentu saja senagaimana manusia, ada juga rasa ngeri yang menghinggapi para jamaah. Tapi karena mereka yakin, Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama Allah, dan nyawa kita ada di "tangan" Allah, mereka tidak mundur.
Ada beberapa "senjata" yang mereka gunakan, yaitu antara lain, jangan menganggap diri kita lebih baik dari orang yang paling jahat, sebagiman sifat Rasulullah. Lalu dalam berdakwah, bawa "Enam Sifat" para sahabat. Yaitu: 1. Para sahabat sangat yakin dengan kalimat Toyyibah, La ilaha ilallah, tiada tuhan selain Allah. 2. Shalat khusuk wal khuduk. 3. Ilmu ma'azikir. 4. Ikromul Muslimin (memuliakan sesame Muslimin). 5. Ikhlasuniah (Ikhlas karena Allah). 6. Dakwah wa tabligh, khuruj fi sabilillah.
Dengan membawa sifat-sifat tersebut, para perompak yang semula mau membunuh para jamaah, malah berbalik arah, mau menjadi orang yang taat kepada Allah. Namun masih banyak kampong-kampung di daerah tersebut yang sumber kehidupan mereka memang dari merompak kapal-kapal yang lewat.
Beliau "memantang" para Jamaah Tabligh untuk berdakwah di daerah itu. Suatau undangan yang Cuma disambut dengan tertawa oleh sebagian jamaah, yang mungkin merasa ngeri menghadapi situasai seperti itu. Tapi yang jelas, para jamaah itu selamat lembali ke Jakarta, Padahal mereka sempat bertemu dengan "dedengkot" para perompak itu, yang akhirnya mau juga diajak shalat di mesjid yang banyak kalongnya itu.
Di akhir tauziahnya, pak Dipo menekankan pentingnya istiqomah (konsisten) dan keikhlasan dalam usaha dakwah ini. Kalau tidak, akan percuma saja dan rugi, sambil megutip sebuah hadist Nabi Muhmmad SAW tentang pentingnya ikhlas dalam beramal sebagaimana di bawah ini:.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya orang yang pertama kali diputuskan perkaranya di Hari Kiamat adalah seseorang yang mati syahid di jalan Allah, maka dia didatangkan, dan diperlihatkan kepadanya segala nikmat yang telah diberikan kepadanya di dunia, lalu ia mengenalinya, maka Allah berkata kepadanya: Apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat ini?. Orang itu menjawab: Aku berperang di jalan-Mu sampai mati syahid, maka Allah berkata: Kamu berdusta, kamu berperang agar kamu disebut syuhada, dan yang sedemikian itu telah kamu dapatkan. Maka diperintahkan supaya dia diseret di atas mukanya sampai dilemparkan ke api neraka.
Lalu seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan menghapal al-Qur'an, lalu dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya segala nikmat yang telah dikaruniakan kepadanya di dunia, maka diapun mengenalinya. Maka dikatakan kepadanya: Apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat ini?. Maka dia menjawab: Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, dan membaca al-Qur'an untuk-Mu. Maka Allah berkata: Kamu berdusta, kamu belajar dengan tujuan agar engkau disebut ulama, dan engkau membaca dan menghapal Al-Qur'an supaya disebut engkau seorang qori, dan semua itu sudah mendapatkannya. Lalu diperintahkan agar dia diseret di atas mukanya sehingga dia dilemparkan ke api neraka,
Kemudian seseorang yang Allah berikan kepadanya keluasan rizki dan diberikan kepadanya segala macam harta, lalu dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya segala nikmat yang telah diberikan kepadanya dan dia mengenalinya, maka Allah berkata kepadanya: Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat ini?, Maka dia menjawab: Tidak ada suatu jalan yang Engkau suka harta yang telah Engkau berikan agar dibelanjakan harta itu di jalan Allah. Maka Allah berkata: Kamu berdusta, akan tetapi kamu melakukan itu agar disebut dermawan dan itu telah kamu dapatkan, Lalu diperintahkan agar dia diseret di atas mukanya sehingga dia dilemparkan ke api neraka. (HR.Muslim)
III. Kol Sucipto dari Angkatan Udara
Pak Sucipto ini baru saja dilantik sebagai Ketua Dewan Kehormatan Mesjid di Seluruh Indonesia, sehingga beliau agak terlambat datang. Beliau memulai tauziahnya dengan menyampaikan Surat Ali Imran 104 dan Ali Imran 110.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung (Ali Imran 104)