Mohon tunggu...
Baizul Zaman
Baizul Zaman Mohon Tunggu... Dosen - -

lahir di pulau Muna, Desa Pure, Kelurahan Labunia, Tahun 1988. Setelah tamat Sekolah di SMA 2 RAHA, saya melanjutkan kuliah di STMIK Dipanegara Makassar sampai tahun 2010. Tahun 2013 melanjutkan Studi S2 Bidang Teknik Informatika Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

9 Tahun Kompasiana, Saya Tidak Tahu Harus Bilang Apa

21 November 2017   22:53 Diperbarui: 21 November 2017   23:06 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kompasiana adalah lahan yang subur. Saking suburnya, akhirnya banyak orang yang berkebun di sana. Mereka berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang berpangkat tinggi, menengah sampai rendahan. Bahkan ada juga yang tidak memiliki pangkat sama sekali, seperti saya.

Berada di kompasiana ini adalah sebuah pilihan yang memang harus saya ambil. Alasanya tentu saja agar saya bisa ikut bercocok tanam di dalamnya seperti orang lain. Dengan demikian, maka saya bisa ikut memanen hasilnya dikemudian hari.

Di kompasiana, saya baru bergabung pada akhir tahun 2012. Artinya, hari ini adalah tahun ke-5 saya berada di lahan yang subur ini. Dalam waktu sesingkat ini, tentu saja belum banyak yang saya lakukan di sini. Jika dilihat berdasarkan status keanggotaan, maka saya baru berada pada posisi Taruna. Usia yang masih sangat belia.

Namun demikian, jangan tanya sudah berapa banyak hasil yang sudah saya dapatkan. Lewat kompasiana akhirnya saya bisa belajar memahami isi kepala orang lain yang beragam bentuknya. Ada yang kritis, puitis, agamais, melankolis dan lain sebagainya. Selain itu, saya juga akhirnya bisa menemukan gagasan-gagasan hebat dari orang-orang biasa dan luar biasa yang akhirnya dapat membuat saya memantapkan hati dan niat untuk melanjutkan studi ke jenjang magister. Selain ini, masih banyak lagi yang telah saya dapatkan setelah sekian lama berada di kompasiana. Jika harus dituliskan satu per satu, entah darimana saya mesti memulainya.

Oleh karena itu, jika akhirnya saya harus memilih antara kompasiana dengan selainya, maka tentu saja saya akan bertahan dengan kompasiana. Alasanya sederhana, karena di kompasiana saya menemukan kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun