Mohon tunggu...
Muhammad Baitus S.
Muhammad Baitus S. Mohon Tunggu... Penulis - Guru Swasta

Bapak-Bapak yang menjadi Seorang Guru dan Seorang Suami

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sesat

24 Februari 2024   23:04 Diperbarui: 24 Februari 2024   23:07 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu, kau menjauh.

Hingga tak terlihat utuh.

Dulu, Kau menjauh.

Seperti tak butuh.


Dulu, kau menjauh.

Bahkan, menuduh.

Mengusir untuk menjauh.

Hingga aku butuh, jadi buruh.


Sekarang, kau mendekat.

Seperti kerabat.

Kerabat, katamu.

Saudara, katamu.


Sekarang, kau mendekat.

Untuk menjadi pejabat.

Kau sekarang anggap aku kerabat.

Dalih, demi kepentingan rakyat.


Lalu, sekarang kau lelah.

Kau kalah.

Siapa yang salah.

Siapa penghianat.

Katamu, salah kerabat.


Dulu kau dimana?

Sekarang kau mendekat.

Jika kau butuh.

Kekalahan katamu dari kerabat 

Akhhhh kau sesat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun