Assalamualaikum wr. wb
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Aliran Eksistensialisme dan para tokohnya dalam filsafat pendidikan.
Yang pertama saya akan menjelaskan tentang aliran Eksistensialisme. Apa itu eksistensialisme? Kata Eksistensialisme berasal dari Bahasa Latin, yaitu eksistere yang terdiri dari dua kata, Â "ex" yang artinya kelar dan "sitere" yang artinya membuat atau berdiri. Maka, Eksistensialisme yaitu apa yang dialami ; apa yang ada. Atau secara sederhananya yaitu menekankan pada keberadaan sesuatu.
Dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa aliran eksistensialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu berpusat pada manusia yang ia juga harus bertanggungjawab atas apa yang telah ia lakukan tanpa memikirkan secara mendalam tantang kebanaran sesuatu itu, karena orang yang mengikuti paham ini, mereka meyakini bahwa suatu kebenaran itu bersifat relatif, dimana seseorang ketika memaknai suat kebenaran itu melalui sudut pandang mereka sendiri. Oleh karena itu, orang yang mengikuti paham ini bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
Dalam dunia pendidikan, aliran Eksistensialisme ini berperan dalam mendorong setiap individu untuk mengembangkan potensi atau bakat yang ada dalam dirinya, yang mana ia mengembangkan potensi tersebut dengan keadaan sadar  dan ia juga harus bisa bertanggungjawab tentang apa yang telah ia lakukan.
Selanjutnya yaitu tokoh -- tokoh yang terlibat dalam aliran Eksistensialisme, antara lain : Soren Kierkegaard, Jean Pavi Stere, Martin Buber, Martin Heidegger, dan Karl Jaspers.
Soren Kierkegaard, merupakan seorang filsuf dan teolog abad ke 19 yang berasal dari Denmark. Ia berpendapat bahwa manusia itu hidup sebagai "aku individual" bukan "aku umum".
Jean Pavi Stere, merupakan seorang filsuf kontemporer dan penulis yang berasal dari Perancis. Ia menjadi filsuh termasyur karena novel -- novel dan buku -- buku tentang filsafat, seperti "Being  and nothingness", selain itu ia juga berpendapat dalam aliran Eksistensialisme, yaitu eksistensi  dulu sebelum esensi.
Martin Buber, merupakan seorang filsuf Jerman kelahiran Austria. Dalam aliran Eksistensialisme, ia memiliki sebuah pemikiran yang berpusat pada perbedaan antara "aku - itu" dan "aku - engkau".
Martin Heidegger, merupakan seorang filsuf yang berasal dari Jerman. Ia berpendapat bahwa adanya kebenaran itu terlihat sebab adanya Eksistensinya.
Yang terakhir yaitu Karl Jaspers, merupakan seorang filsuf yang berasal dari Jerman. Persoalan tentangfilsafat yag ia kemukakan yaitu bagaimana dapat menangkap "ada" atau "keberadaan". Dan menurutnya dalam aliran Eksistensialisme ini "ada" bukanlah hal yang bersifat obyektif, namun manusia harus mengkaji secara mendalam.