Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tipuan Cover Manusia Biasa: X Factor

5 April 2015   16:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:31 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

2015 menjadi tahun yang sangat berat bagi ajang pencarian bakat, X Factor Indonesia. Ajang pencarian bakat ini “harus” mampu mendapatkan penyanyi dengan faktor x. Walaupun tidak mampu menyamai kesuksesan Fatin, paling tidak berada di antara nama besar Fatin yang telah mendapatkan banyak penghargaan dalam negeri dan Asia – Planet Musik Award.

Fatin merupakan alumni X Factor Indonesia yang cukup sukses; juga tersukses di antara alumni ajang pencarian bakat yang sama. Fatin masih tetap “gagah” ditengah gempuran penyanyi-penyanyi seksi dan memikat dengan desahan panjang maupun goyangan gemulai.

Fatin pernah menjadi salah seorang peserta yang sempat dibully oleh juri. Sebagai penonton X Factor sesi pertama kita tidak akan pernah lupa guyonan Ahmad Dhani, sikap rendahan Mulan maupun sikap cuek Rossa. Dengan malu-malu, Fatin mengenalkan diri sebagai anak SMA. Apa yang terjadi setelah itu? Rok abu-abu, bleser lusuh dan keluguan menjadi saksi kesuksesan Fatin. Hal ini membuktikan bahwa seseorang yang memiliki fashion tingkat tinggi belum tentu lebih bagus dari seseorang yang berangkat dari kelas “kumuh”.

X Factor 2015 hampir berada diambang yang sama. Bahkan, penilaian juri terhadap salah satu peserta cenderung lebih merendahkan dibandingkan Fatin. Malam pertama ajang pencarian bakat ini membuat Rossa, Ahmad Dhani, Bebi Romeo dan Afgan bertekuk lutut pada seorang freelancer dari Situbondo. Saya juga sempat menarik kesimpulan sendiri sebelum si Mirasantika ini memulai lagunya. Pemikiran saya tak jauh beda dari keempat juri. Kita menunggu hiburan menarik di audisi X Facktor, ada saja peserta yang terlanjur percaya diri maupun membawa humor segar di atas panggung.

Si Situbondo itu, Bobby Berliandika. Wajahnya teramat “jelek” untuk kategori penyanyi hebat. Wajar saja Ahmad Dhani mengulang pertanyaan yang sama, tampaknya musisi ini masih ragu dengan pendapat ayah peserta kurus pendek yang mengenakan baju merah menyala dan rompi hitam. Sama sekali tidak menarik. Pandangan awal menjatuhkan pilihan yang benar-benar kasat mata. Tak hanya Ahmad Dhani, Rossa cekikikan mendapati sifat Bobby yang over acting di atas panggung. Bobby tidak malu-malu menjelaskan siapa dirinya. Keyakinan Bobby membuat rasa malu terbuang percuma. Bobby seolah-olah sadar bahwa dirinya tidak menarik. Apa yang terjadi saat audisi yang itulah adanya.

Bobby juga mengulang jawaban yang sama saat Ahmad Dhani maupun Rossa bertanya. Mirasantika. Itu saja. Seakan tak ada yang lain dalam pikirannya. Mungkin inilah yang membuat pandangan orang lain merendahkan dirinya. Mungkin juga Bobby takut disuruh menyanyikan lagu lain padahal dirinya telah menyiapkan aransement Mirasantika dengan sangat syahdunya.

Penilaian yang menipu, si Mirasantika ini begitu menggoda dan lincah di atas panggung. Sadar fisiknya tidak menarik, Bobby malah melaju kencang dengan karakter suara dan alunan musik memukau. Walaupun Bobby berulang kali mengatakan “Mirasantika” namun lagu yang dinyanyikannya tersebut 180 derajat berbeda dari versi aslinya yang dipopulerkan oleh Rhoma Irama. Seorang Bobby yang lugu mampu mengubah musik lagu menjadi sangat jazzi tentu saja bukan hal yang gampang mengingat itu adalah acara besar.

Empat juri – bahkan seluruh penonton malam itu – sungguh terpukul dengan penilaian awal. Termasuk saya.

Lalu, apa yang dapat dipetik dari penampilan seorang Bobby “Mirasantika” Berliandika ini?

Cover depan bukanlah segala. Cover hanyalah tampilan fisik saja. Dalam memandang orang lain kita seolah-olah sangat bangga dengan kegantengan maupun kecantikan diri.

Jika Anda yang tidak sempat menyaksikan keluguan Bobby, Anda bisa menontonnya di video yang telah diunggah penyelenggara di kanal Youtube mereka. Kita tunggu saja, kelanjutan kisah si Bobby. Lulus atau tidak ke tahap berikutnya hanya waktu yang menjawab. Semoga bermanfaat.

Link Video --> https://youtu.be/cbI40gEraFE?t=11

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun