Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jiwa Muda untuk Marwah Bangsa di Tengah Ombak Berirama Tektonik Laut China Selatan

24 Mei 2024   17:12 Diperbarui: 24 Mei 2024   17:20 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, siswa saya yang lulus TNI - Sumber Dokumen Pribadi

Selama 13 tahun saya menjadi guru dan menjadi pembimbing anak-anak kelas XII, tidak ada seorang pun yang berujar, "Armada laut!" saat mereka memilih cita-cita di depan mata. Lautan yang lepas, gahar, dan ganas seperti tak pernah terlintas di benak anak-anak disebabkan menjadi polisi lebih tampan untuk dipandang calon mertua, jadi tentara di daratan lebih gagah dalam menarik hati pujaan hati. Sementara, di lautan lepas, hanyalah ikan-ikan dan angin kencang dalam kecupan manja tanpa bisa dipeluk abadi seperti jodoh dari Ilahi.

Cita-cita Menjadi Tentara

Tiap tahun, dalam data di sekolah hanya satu atau dua siswa yang mendaftar sebagai calon Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Kenyataan yang pahit, di antara keduanya bisa saja tidak lulus sama sekali, mungkin juga hanya seorang saja yang berjodoh. Sebut saja 100 orang tamatan, 2 orang yang ikut seleksi, maka hanya 2% yang tertarik untuk menjadi bagian dari penjaga kedaulatan negara.

Dalam 5 tahun terakhir, 3 orang siswa saya lulus sebagai garda terdepan dalam sistem keamanan nasional. Tahun 2022, Muhammad Ilham lulus sebagai taruna TNI AD dengan nilai yang sangat memuaskan. Tahun  2024, Teuku Syahrul Danda dan Hilmi Andrea lulus di Kepolisian RI dan Korps Brigade Mobil  (Brimob). Tiga cerita yang jauh dari gelombang ganas di ribuan mil jaraknya dari daratan, dan hanya sedikit kisah yang kemudian dilupakan begitu saja.

Bagaimana dengan sekolah-sekolah lain? Saya rasa juga demikian, anak-anak lebih berminat ke bangku kuliah dibandingkan menjadi bagian dari keamanan nasional.  Bapak dan Ibu anggota TNI maupun Polri memang pernah ke sekolah-sekolah namun lebih kepada sosialiasi penyalahgunaan narkoba maupun isu pergaulan bebas remaja. Pernahkah Bapak dan Ibu berbicara soal bakat dan minat anak-anak untuk masuk TNI atau Polri? Adakah Bapak dan Ibu menawarkan beasiswa penuh dan kemudahan akses ke abdi negara ini? Saya rasa, hanya universitas-universitas saja yang berlomba-lomba mempromosikan jurusan dalam menarik simpati anak-anak agar mau kuliah dengan iming-iming beasiswa dan lapangan pekerjaan setelah lulus nanti.

Di mana TNI dan Polri saat anak-anak kelas XII ini bimbang? Sejauh ini tidak ada sentuhan maupun bayangan dari anak-anak untuk menjadi seorang pelaut ulung. Cita-cita anak-anak berada pada pusaran TNI AD atau Kepolisian. Faktor-faktor pendukung untuk memilih posisi aman adalah orang tua, lingkungan, dan juga keamanan sebagaimana sering didengar oleh siswa-siswa ini dari berbagai sudut pandang.

Saat saya berbicara mengenai pendaftaran sampai kelulusan siswa sebagai anggota TNI atau Polri, tamatan tahun 2020 tidak ada satupun yang mendaftar sabagai taruna. Tamatan tahun 2021 ditandai dengan lulusnya seorang siswa sebagai anggota TNI di tahun 2022. Tahun 2022, dua orang tamatan yang berhasil lulus di tahun 2024 seperti yang sudah saya sebutkan. Tamatan tahun 2023, tidak ada data yang menyebutkan ada siswa kami yang lulus bahkan untuk mendaftar pun tidak tercatat di sekolah. Sementara tamatan tahun 2024, kembali lagi hanya 2 orang siswa kami yang berniat mendaftar sebagai calon anggota TNI AD dan Polri. Hal ini ditandai dengan legalisasi raport dari semester 1 sampai 6 dari kedua siswa tersebut. Sekali lagi, dalam 5 tahun terakhir ini, tidak ada seorang pun siswa yang mendaftar sebagai anggota TNI atau Polri menyebut TNI AL sebagai cita-cita mulia mereka!

Apakah TNI AL tidak semenarik itu?  Saya hanya bisa mencatat bahwa informasi pendaftaran, deskripsi pekerjaan, kenyamanan sebagai TNI AL tidak sampai kepada siswa-siswa saya di pedalaman, mungkin juga sosialisasi mengenai pendaftaran hanya sebatas omongan dari mulut ke mulut saja tanpa sosialisasi seperti kampus ke sekolah yang datang silih berganti bagai tamu tak diundang dalam 3 bulan terakhir sebelum pengumuman kelulusan.

Lantas, bagaimana menjaga keamanan laut Indonesia yang ganas maupun disinyalir akan berkonflik seperti di Laut China Selatan yang sangat terkenal itu?

Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (kodiklatal.tnial.mil.id, 03/07/2023) menulis 478 Tamtama yang lolos seleksi sebagai siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) TNI Angkatan Laut (TNI AL) Angkatan 54 Tahun 2023, terdiri dari Korps Pelaut, Korps Marinir, dan korps dukungan umum yang meliputi Korps Teknik, Elektronika, Suplai, Kesehatan, Khusus dan Pomal. Apakah akses yang terbatas sehingga kelulusan begitu sedikit? Apakah penerimaan calon taruna hanya di wilayah-wilayah tertentu saja?

Pekerjaan rumah yang sangat berat bagi TNI AL di mata saya sebagai seorang guru. Di saat Polri merekrut calon anggota dari seluruh pelosok, TNI AL barangkali sibuk menjaring ikan Tuna di tengah lautan. Di saat TNI AD berlomba-lomba menarik banyak peminat, TNI AL masih merajut jaring-jaring yang digigit ikan Hiu. Gemerlap Polri dan TNI AD tidak bisa ditutup mata, sementara redupnya TNI AL adalah hal yang nyata sejak dini.

Pekerjaan Rumah TNI AL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun