Sunset mungkin sudah mengintip di balik gunung sebelah sana. Di jalan setapak belum sepenuhnya beraspal, adalah orang-orang naik sepeda dengan sesuka hatinya. Tsunami baru saja menarik tabir dari penghujung senja. Suka yang semerbak telah terganti dengan duka seketika saja.
Aku mengitari Gampong Nusa di Aceh Besar kala itu bukan tanpa sebab. Suatu tempat yang benar-benar hampa setelah musibah datang. Sekonyong-konyong, tak ada asa lagi untuk bangkit dengan cepat. Seperti, telah lama mati tak bisa bangkit kembali.
Gampong Nusa di Lhoknga itu tak terdefinisi manakala tsunami datang di akhir 2004. Aku singgah sejenak lantaran, Cut Ngoh, keponakan Ayah bertemu jodoh di sini. Jalanan setapak yang licin, hamparan sawah yang baru saja dipotong menjadi aroma syahdu untuk menikmati keindahan yang awal dari kebangkitan.
Aku tidak tahu jika di kemudian hari Gampong Nusa ini akan bertransformasi menjadi desa wisata yang elok rupanya, gahar gaungnya ke seluruh negeri. Aku mengenal Gampong Nusa ini jauh sebelum ia menebar senyum ke negeri yang jauh. Sering pula aku main ke sana sebelum ada arena layang-layang, atau tenda wisata di tengah sawah.
Rindu yang mengecap tetapi bukan itu yang ingin dikenang. Masa yang berubah dan devisa desa yang naik berkali lipat adalah uang tunai dari kerja keras warga Nusa selama ini.
Sebuah Keindahan Usai Petaka
Aku tinggalkan luka yang lama terpendam. Kita menari-nari saja ke Gampong Nusa yang 100 meter jaraknya dari gapura. Kiri dan kanan tak lain area persawahan yang harum nan mahal jika sudah dipanen. Jika kau menikmati serial Upin & Ipin, beginilah rupa Gampong Nusa yang asri, penuh teka-teki, dan aroma ‘kasturi’ dalam balutan senja maupun pagi hari.
Tak jauh dari gapura, terdapat Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas III Lhoknga Aceh Besar. Bukit Lhok Eumpe di penghujung desa seperti memberi ucapan selamat datang kepada kita yang sedang bersemanyam di sana. Sungguh indah jika berfoto ria. Sawah yang berhektar luasnya, tak lain panorama yang mungkin jarak sekali kau temui di kota besar nanti. Rindu yang pasti saat tiba untuk kembali.
Gampong Nusa telah ramai pengunjung sejak 5 tahun lalu. Inovasi yang datang silih berganti adalah aroma yang indah dari tanah bekas tsunami ini. Rata dengan tanah tak lantas membuat duka larut dalam kebangkrutan, warga Nusa tampaknya memiliki visi yang kuat untuk menarik diri kesuksesan akibat luka lara usai petaka.