Olga Syahputra telah tiada. Laki-laki yang bernama asli Yoga Syahputra ini meninggal di salah satu rumah sakit Singapura karena penyakit maningitis. Kehadiran Olga sebagai komedian, pemain film dan presenter akan menjadi legenda di dunia hiburan Indonesia. Olga sudah banyak berkonstribusi di tanah air dan membawa banyak perubahan dalam kehidupan orang lain. Tak bisa dipungkiri tagar #RIPOlgaSyahputra sempat berada di posisi pertama pemeringkatan Twitter global.
Pentingkah Olga Syahputra?
Semasa hidupnya, sebagian orang mencemooh laki-laki yang memulai karirnya sebagai asisten penyanyi dangdut Rita Sugiarto. Mereka yang tidak terima dengan celutukan Olga dan sifatnya yang lembut lantas merendahkan posisi mantan pemain Lenong Bocah ini. Olga mendaki dari tangga terendah di Sanggar Ananda binaan Aditya Gumay. Olga merangkak mencapai karir tertinggi karena “ceplas-ceplos” yang seakan tanpa pikir panjang. Padahal, itulah “kepintaran” seorang selebriti sehingga dikenang sepanjang masa. Jujur saja, Olga jarang sekali menggunakan scrip dari pelaksana acara. Namun, karena bijak mengeluarkan kata-kata spontan, Olga menjadi sangat cerdas dan menghibur. Selayaknya, tontonan televisi adalah tayangan yang bisa membuat kita terhibur bukan malah sebaliknya.
Kita lupakan kengerian yang sempat dialami Olga dari orang yang tidak menyukainya. Terlepas dari kepentingan perorangan, Olga sungguh dikenang oleh penikmat televisi Indonesia. Bukti konkret dari anggapan saya ini adalah dengan melihat ribuan pelayat di rumah duka bahkan sampai ke peristirahatan terakhir. Desak-desakan seperti ini jarang sekali terlihat saat seorang selebriti meninggal dunia, kecuali Ustad Jefri Al-Bukhori.
Saya menelaah sendiri pemandangan di hari meninggalnya Olga Syahputra. Dunia nyata dengan dunia maya sama saja. Media sosial bersaing dengan media massa online, menceritakan semua “kebaikan” seorang Olga Syahputra.
Orang dikenang karena patut mendapatkannya. Olga Syahputra terkenal sangat dermawan. Dikutip dari Detik.com (29/03/15), Olga Syahputra pernah memberikan bantuan mendadak kepada seseorang yang sedang sakit dan membutuhkan biaya pengobatan. Pengakuan Ustad Zaky Mirza, kala itu Olga mengeluarkan uang tunai Rp. 85 juta. Sifat dermawan dari laki-laki yang sempat menyanyikan lagu Hancur Hatiku ini tidak semua tercatat oleh media. Kita tidak tahu berapa banyak “bantuan” yang pernah diberikan Olga; panti asuhan, anak jalanan, fakir-miskin adalah segelintir catatan perjalanan hidupnya.
Olga Syahputra menjadi satu-satunya selebriti yang mampu menaikkan rating sebuah acara. Tiga acara besar yang pernah menjadikannya presenter langsung tenar dan disukai banyak penonton.
Acara pertama, Dahsyat. Program musik yang tayang tiap pagi di RCTI ini mulai mengudara sejak tahun 2008. Program musik ini sempat menjadi ikon musik tanah air setelah acara MTV Ampuh tidak tahu rimbanya. Olga Syahputra disanding bersama Luna Maya dan Raffi Ahmad. Trio host ini begitu cepat menarik perhatian publik terutama dari kekocakan Olga dan Raffi dan kepintaran Luna. Program musik ini masih tayang sampai saat ini namun tidak setenar masa tiga presenter ini memandunya. Kelucuan dan kepolosan Olga mampu menghipnotis penonton walaupun Luna Maya sempat vakum karena kasus video bersama Ariel NOAH.
Sejak hari meninggalnya Olga, RCTI masih menayangkan kisah manis bersamanya. RCTI termasuk televisi yang berhutang jasa pada Olga yang mampu menarik penonton menyaksikan Dahsyat tiap pagi. Tentu saja pihak keluarga tidak meminta tayangan maupun acara khusus untuk Olga. Namun, menengok ke belakang, RCTI sudah melakukan tindakan yang benar. Dahsyat sendiri mendapatkan penghargaan bergengsi sebagai acara Music dan Variety Show Terbaik dari Panasonic Gobel Award sejak tahun 2011 sampai 2014. Olga sendiri membawa pulang penghargaan presenter terbaik.
Acara kedua, Yuk Keep Smile. Sebenarnya, acara ini adalah kelanjutan dari Yuk Kita Sahur yang tayang di TransTV tahun 2013. Acara ini cukup menyita perhatian dan beberapa kali mendapat teguran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI berdalih acara ini banyak menyuguhkan goyangan-goyangan tak mendidik pada jam prime time. Acara ini kemudian mendapat teguran keras dari KPI sampai dihentikan penayangannya. Olga Syahputra menjadi satu-satunya “otak” suksesnya acara yang mengharumkan goyang oplosan ini. Guyonan dan goyangan Olga menjadi ciri khas tersendiri. Berkat acara ini, Olga Syahputra ikut melambungkan nama-nama lain di kancah industri hiburan tanah air. Selain Raffi Ahmad yang lebih dahulu terkenal, Caisar merupakan nama berikutnya yang beruntung disusul Soimah, Tara Budiman, Chand Kevin dan adiknya Billy Syahputra. Acara yang memiliki ikon goyang-goyang “saja” ini memberi pelajaran berarti bahwa Olga merangkul sahabat-sahabatnya ke dunia hiburan. Denny dan Wendy Cagur yang sempat redup kembali bersinar. Soimah termasuk pendatang baru yang langsung melejit dan serba bisa. Pada masa jayanya, acara ini selalu berada di rating tertinggi sebelum ditinggal Olga berobat dan terus merosot sampai dihentikan oleh KPI.
KPI seakan “dendam” terhadap Yuk Keep Smile. TransTV selaku televisi yang berhutang budi pada Olga Syahputra kembali menayangkan acara ini. KPI menilai penayangan ulang acara ini tidak menyehatkan karena Olga telah tiada. Padahal di bagian bawah tertulis in memorian. Wajar saja TransTV menayangkan ulang acara ini karena Olga adalah anak emas mereka. TransTV sendiri menggeser acara lain dengan acara breaking news tentang Olga Syahputra. Acara ini berisi siaran langsung dari rumah duka maupun kenangan-kenangan bersama sang bintang. Saya sendiri sangat terharu. Balas budi apa yang ditepikan terhadap Olga Syahputra?
Acara ketiga, Pesbukers. Sama halnya dengan YKS, Pesbukers awalnya merupakan program bulan Ramadhan. Pesbukers adalah singkatan dari Pesta Buka Bareng Selebritis, tayang sebelum buka puasa tahun 2011. Acara humor ini kemudian berlanjut sampai sekarang dan tayang sore hari. Olga Syahputra juga memiliki konstribusi besar terhadap acara di ANTV ini. Bersama Raffi Ahmad, Olga Syahputra turut serta membesarkan nama-nama seperti Jessika Iskandar, Kartika Putri, Melaney Ricardo dan beberapa nama lain. Walau sempat mendapat teguran (juga) dari KPI, Pesbukers masih tayang sampai saat ini dan pernah mendapatkan penghargaan dari Panasonic Gobel Award 2013 & 2014 sebagai Program Komedi Terbaik.
Ketiga acara besar tersebut sangat dipengaruhi oleh Olga. YKS memang sudah tutup tayang. Dahsyat semakin hari semakin terjun bebas dalam rating. Pesbukers juga hampir mengalami hal yang sama. Wajar saja jika RCTI dan TransTV berulang kali menayangkan tayangan bersama Olga.
Seorang nama besar lain, Indra Yuhistira, mengaku pernah ditawari Olga Syahputra untuk membuat acara di Indosiar. Saat itu, televisi ini memang sedang dalam masa kritis. Niat baik Olga disambut oleh Direktur Indosiar. Namun, belum sempat acaranya tayang Olga sudah dirawat di rumah sakit.
Olga sudah tiada, kenangan bersamanya akan terus diingat oleh penggemar. Dari apa yang saya lihat dan dengar, sesungguhnya Olga sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Olga menjadi bukti bahwa siapapun bisa menjadi sukses pada masanya.
Selamat jalan, Olga Syahputra!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H