Mohon tunggu...
Baiq Vina Handayani
Baiq Vina Handayani Mohon Tunggu... Lainnya - Widyaprada

Widyaprada memiliki tugas dan fungsi dalam melaksanakan pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Semangat Musyawarah: Membangun Nilai Pancasila pada Anak Usia Dini

12 Desember 2024   21:27 Diperbarui: 12 Desember 2024   21:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menumbuhkan Semangat Musyawarah: Membangun Nilai Pancasila pada Anak Sejak Dini

Pernahkah Anda menyadari bahwa anak-anak yang terlihat melawan atau memberontak sebenarnya menunjukkan keinginan untuk berdiskusi? Sayangnya, perilaku tersebut sering kali dianggap sebagai bentuk perlawanan oleh orang tua. Jika dicermati lebih dalam, hal ini sebenarnya adalah potensi awal terciptanya musyawarah atau diskusi. Ketidakharmonisan komunikasi antara anak dan orang tua sering kali terjadi karena perbedaan cara pandang antara dunia anak dan dunia orang dewasa.

Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik. Pola pikir mereka cenderung konkret, yaitu mempercayai apa yang mereka lihat, dan belum mampu memahami konsep-konsep abstrak. Oleh karena itu, orang tua sebagai salah satu sumber belajar utama bagi anak, perlu memahami dan mengembangkan kemampuan komunikasi mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan diskusi, sehingga anak terbiasa untuk mengungkapkan keinginan dan perasaannya. Kemampuan anak untuk berpendapat akan tumbuh seiring usia dan kebiasaan ini akan sangat berguna ketika mereka berinteraksi dengan lingkungan sosial, seperti di sekolah.

Pembiasaan berdiskusi dengan anak dapat mempersiapkan mereka untuk menghadapi berbagai persoalan dan membentuk keterampilan bermusyawarah untuk mencapai mufakat. Salah satu bentuk komunikasi yang dapat diterapkan oleh orang tua adalah komunikasi demokratis. Menurut Andrianto (2011), beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk membentuk komunikasi demokratis meliputi:

  1. Menganggap Anak sebagai Teman
    Dengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian dan berikan tanggapan layaknya seorang teman, bukan sebagai orang tua yang otoriter.

  2. Memuji Keberhasilan Kecil
    Apresiasi pencapaian kecil anak, seperti membereskan mainan atau menata sepatu. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka dan menumbuhkan kebanggaan terhadap keluarga.

  3. Menghargai Tindakan Positif Anak
    Sekecil apa pun perbuatan baik yang dilakukan anak, seperti membantu atau bersikap sopan, perlu diapresiasi.

  4. Menggunakan Bahasa yang Sederhana dan Menarik
    Gunakan ungkapan sederhana agar anak mudah memahami maksud Anda, disertai canda ringan agar suasana terasa nyaman.

  5. Menjadi Orang Tua yang Dapat Diandalkan
    Pastikan Anda selalu hadir untuk anak, baik saat mereka membutuhkan bimbingan, dorongan, maupun sekadar apresiasi.

  6. Mengungkapkan Kasih Sayang Melalui Perbuatan
    Komunikasi tidak selalu melalui kata-kata. Sentuhan lembut, pelukan, atau pandangan penuh kasih dapat membuat anak merasa disayangi dan diperhatikan.

Untuk membangun kepercayaan diri dan keterampilan sosial anak, orang tua perlu melatih diri sebagai pendengar aktif. Ini adalah hal sederhana tetapi memberikan dampak besar bagi perkembangan anak. Mendengar aktif berarti memberikan perhatian penuh, merespons dengan tulus, dan menunjukkan kesungguhan saat anak berbicara. Dengan melatih pola komunikasi yang baik, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mencintai diskusi dan menjunjung tinggi musyawarah. Musyawarah adalah salah satu wujud nyata penerapan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Dengan membiasakan anak berdiskusi di rumah, orang tua telah berkontribusi pada pembentukan karakter anak yang selaras dengan nilai-nilai luhur bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun