Indonesia merupakan negara dengan keragaman berbagai elemen. Keragaman yang paling identik dengan Indonesia adalah kebudayaannya yang sangat kaya. Dalam elemen kebudayaan tersebut, lahirlah berbagai peninggalan dan bukti adanya peradaban zaman dahulu.Â
Salah satunya adalah keajaiban yang dimiliki Indonesia bernama candi. Di Indonesia sendiri telah diperkirakan bahwa terdapat kurang lebih 1000 candi, sehingga tak heran jika Indonesia mendapat julukan "Negeri Seribu Candi".
Source: Wikipedia
Seperti yang kita ketahui bersama, pulau yang memiliki candi lebih banyak dari pada pulau lain adalah Pulau Jawa. Hal ini bukanlah fakta yang asing, hampir seluruh masyarakat lokal dan bahkan internasional mengetahui salah satu kekayaan yang terdapat di Pulau Jawa tersebut. Kemudian, salah satu bagian dari Pulau Jawa yang saat ini akan dibahas bertempat di wilayah Malang, Jawa Timur.
Terdapat kurang lebih 7 candi yang berdiri di wilayah Malang. Candi-candi  itu diantaranya memiliki corak yang berbeda-beda. Candi di Malang didominasi oleh candi dengan corak Hindu, diantaranya terdapat candi Badut, Songgoriti, Kidal, dan Singosari. Kemudian tentu terdapat pula candi dengan corak Buddha, seperti candi Jago dan Sumberawan.
Seiring dengan perkembangan zaman, wisata yang berbau kebudayaan zaman dahulu seperti candi tersebut sudah mulai memudar antusiasme dari para pengunjung. Ada beberapa faktor dibawah ini yang mengakibatkan hal ini dapat terjadi.
- Wisata Moderen Lebih Menarik: Terdapat berbagai wisata yang menyenangkan dan lebih seru dibandingkan mengunjungi tempat bersejarah. Wisata modern menyuguhkan berbagai permainan atau wisata yang lebih baru dengan inovasi yang terbaru pula, sehingga lebih digandrungi masyarakat.
- Masyarakat Tidak Antusias Dengan Hal Berbau Sejarah: Masyarakat saat ini yang lebih suka sesuatu hal yang berbau modern, bagi mereka hal-hal yang berkaitan dengan sejarah adalah sesuatu yang ketinggalan zaman.
- Kurangnya Pengelolaan Candi: Kebanyakan candi sudah kurang terurus, baik dari tampilan candi ataupun wilayah sekitar candi tersebut. Sehingga tidak ada sesuatu yang menarik bagi para pengunjung.
- Kurangnya Promosi Dari Pemerintah Daerah Setempat: Candi merupakan kekayaan suatu daerah tersebut, tetapi kebanyakan dari pemerintah setempat tidak dapat mempromosikan wisata candi itu dengan baik. Sehingga candi tersebut tidak terlalu dikenal oleh warga lokal maupun internasional.
Hal-hal tersebutlah yang dapat mengurangi minat wisatawan lokal dan internasional untuk berkunjung ke candi. Maka dengan ini, diperlukan sesuatu yang dapat mengangkat wisata candi tersebut.Â
Dalam permasalahan ini, diperlukan beberapa inovasi dan terobosan terbaru yang dapat meningkatkan antusiasme masyarakat lokal khususnya wisatawan internasional. Inovasi yang dapat diterapkan dalam mempromosikan wisata candi, khususnya candi-candi di malang raya adalah sebagai berikut.
- Meningkatkan Fasilitas: Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan wisatawan yang datang ke candi adalah dengan menyediakan berbagai fasilitas umum yang mengesankan dan dapat menjadi daya tarik para wisatawan agar dapat berkunjung ke candi.
- Menjaga Serta Memperindah Candi Dan Wilayah Sekitarnya: Dengan menjaga bangunan candi tersebut, selain dapat menjaga keaslian candi, juga dapat memberikan kesan rapi dan apik pada candi. Kemudian menjaga dan menghias wilayah sekitar candi, salah satunya dengan menanam bunga, rerumputan, dan berbagai pohon indah lainnya.
- Mempromosikan Candi: Cara yang paling terjamin untuk meningkatkan wisata candi, adalah dengan mempromosikan sesuatu yang dapat sekiranya menarik pengunjung. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat melakukan promosi yang tepat. Contohnya membuat video Tik-Tok tentang keunikan dan keindahan candi. Cara lainnya juga dapat didirikan spot foto yang Instagram-able.
Sekiranya, itulah permasalahan dan solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan wisata candi di Malang Raya. diharapkan dengan berbagai inovasi tersebut dapat diterapkan dan mencapai keberhasilan dalam meningkatkan wisata candi di Malang Raya.
                      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H