Mohon tunggu...
Baiq Rismayati
Baiq Rismayati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pelecehan Seksual Verbal

10 Juli 2017   08:18 Diperbarui: 10 Juli 2017   10:09 7855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks. Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja baik tempat umum seperti bis, pasar, sekolah, kantor, maupun di tempat pribadi seperti rumah. Dalam kejadian pelecehan seksual biasanya terdiri dari 10 persen kata-kata pelecehan, 10 persen intonasi yang menunjukkan pelecehan, dan 80 persen non verbal.

Walaupun secara umum wanita sering mendapat sorotan sebagai korban pelecehan seksual, namun pelecehan seksual dapat menimpa siapa saja. Korban pelecehan seksual bisa jadi adalah laki-laki ataupun perempuan. Korban bisa jadi adalah lawan jenis dari pelaku pelecehan ataupun berjenis kelamin yang sama.

  • Pelaku pelecehan seksual bisa siapa saja terlepas dari jenis kelamin, umur, pendidikan, nilai-nilai budaya, nilai-nilai agama, warga negara, latar belakang, maupun status sosial.
  • Korban dari perilaku pelecehan sosial dianjurkan untuk mencatat setiap insiden termasuk identitas pelaku, lokasi, waktu, tempat, saksi dan perilaku yang dilakukan yang dianggap tidak menyenangkan. Serta melaporkannya ke pihak yang berwenang.
  • Saksi bisa jadi seseorang yang mendengar atau melihat kejadian ataupun seseorang yang diinformasikan akan kejadian saat hal tersebut terjadi. Korban juga dianjurkan untuk menunjukkan sikap ketidak-senangan akan perilaku pelecehan. (Wikipedia.com)

Berdasarkan hal tersebut seringkali dari setiap orang tidak menyadari hal-hal yang di laluinya merupakan bagian dari pelecehan seksual,karena bukan merupakan tindakan fisik,tahukah anda perkataan maupun ucapan merupakan bagian dari pelecehan seksual,jelas pelecehan seksual semacam ini tidak dirasakan karena tidak langsung menyerang korbannya secara lansung namun melukai harga diri serta dapat memberikan rasa malu yang sangat luar biasa, tidak hanya itu pelecehan seksual yang bersifat sebatas ucapan ini dapat mendorong pelakunya bertindak kearah pelecehan seksual yang bersifat kea rah tindakan fisik,hal ini terjadi karena korban tidak menyadari hal tersebut maupun ucapan tersebut bagian dari pelecehan seksual tersebut merupakan bagian dari candaan semata sehingga tanggapan korban yang semacam itu mengundang niatan yang buruk dari pelaku karena reaksi korban yang dianggap biasa saja.

Bedasarkan hal tersebut di Indonesia pelecehan seksual yang bersifat verbal (pelecehan dari perkataan) karena tidak lansung mengundang kegiatan fisik dari pelakunya Lentera Sintas Indonesia mendefinisikan kekerasan seksual menurut Komnas Perempuan mencakup kekerasan secara verbal, fisik, pemaksaan melihat konten porno, intimidasi atau ancaman melakukan aktivitas seksual, serta pemerkosaan. Berdasarkan hasil survei, pelecehan verbal dilakukan 70 persen oleh pelaku tak dikenal. Pelaku pelecehan seksual secara fisik dilakukan 57 persen oleh orang dekat. Dan sebanyak 69 persen pelaku kasus pemerkosaan ternyata adalah orang yang dikenal dekat (sumber: CNN.COM)

Namun era demokrasi dan kebebasan berpendapat mendorong publik untuk lebih terbuka dan tak diam ketika terjadi tindakan kekerasan seksual. Meski masih jauh dari kata 'berani', setidaknya dengan mulai mengenal maka publik dan terutama korban kekerasan dapat membawa kasus ini guna meraih keadilan bagi hak asasi masing-masing.

Namun kebebasan berpendapat ini pula menimbulkan pendapat yang berbada-beda dari masyarakat ada sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa pelecehan seksual yang bersifat verbal merupakan hal biasa saja bahkan hanya sebuah gurauan semata sehingga hal ini lah yang membuat pelecehan seksual merupakan biasa saja dari bentuknya yang verbal, untuk menghindari pelecehan seksual secara verbal maka ada baiknya kita mengetahui macam-macam pelecehan seksual secara verbal .

Pelecehan yang satu ini berupa ucapan atau ungkapan yang disampaikan oleh seseorang atau sekumpulan orang ke korban.

CONTOH

  • Menggoda, bercanda, berkomentar, atau menanyakan hal-hal bersifat seksual yang tidak diinginkan atau membuat lawan bicara tidak nyaman.Memberi sindiran atau cerita yang bersifat seksual yang membuat lawan bicara tidak nyaman.
  • Menyebarkan atau menceritakan gosip dan cerita tentang kehidupan seksual seseorang tanpa persetujuan atau kesepakatan orang tersebut.
  • Memberi komentar seksual yang tidak diinginkan tentang cara berpakaian, bentuk tubuh, atau gaya seseorang.

Lalu setelah mengetahui contoh-contoh dari pelecehan seksual ini adalah dengan cara menghindari pelecehan terbut terjadi bagaimana caranya?

  • Hindari teman-teman yang sering bergurau mengenai hal-hal  yang berbau seksualitas
  • Jangan merespon melalui ekspresi yang memperlihatkan bahwa anda merasa nyaman terhadap hal-hal yang berbau seksualitas dari orang terdekat,karena itu adalah tahap awal terjadinya pelecehan seksual secara verbal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun