Mohon tunggu...
kharisma
kharisma Mohon Tunggu... Calon Politisi -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Skripsi Harus Tetap Ada

17 Juli 2016   08:53 Diperbarui: 17 Juli 2016   09:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto 8track.com "][/caption]

19 Oktober 2015 adalah tanggal resmi pembebasan saya dari kekangan oleh seorang pacar *eh salah deh skirpsi maksudnya saya ulangi SKRIPSI. Di hari itu, saya resmi tidak perlu menunggu-menunggu kedatangan dosen, tidak usah melakukan hal percuma seperi bbm, sms, line, WA dan beragam cara untuk menghubungi dosen yang sering sekali hanya memiliki harapan tipis untuk dibalas tapi tetap saja dilakukan….itu dulu :)))

Tanggal itu saya sudah menyelesaikan revisi pasca sidang, sudah mendapat semua tanda tangan pemimbing dan penguji sidang, sudah selesai jilid hardcover, sudah minta tanda tangan dan stampel Dekan, sudah buat jurnal, sudah menyerahkan hardcover ke prodi Ilmu Politik, Perpustakaan FISIP dan tentunya Perpustakaan Univerisitas Brawijaya. Pokoknya sudah semua, selesai, beres Sodokullohulaazim….Alhamdulillah!! Allahuakkbar ! HORASSSS

Tentunya tidak hanya saya yang merasakan kelegaan yang sungguh amat sangat membahagiakan tersebut, saya dengan ribuan, jutaan orang yang sudah menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1) pasti pernah juga merasakan hal yang sama. Karena, bukan rahasia lagi SKRIPSI merupakan momok yang paling menganggu fisik dan rohani bagi mahasiswa akhir.

Dahulu sebelum kuliah, jujur saja saya menganggap skripsi itu emm… mmudah, ya tinggal dikerjakan, jangan males, udah begitu saja. Masuk kuliah semester satu, dua, dan tiga masih berpikiran sama, skripsi itu mudah. Tapi setelah semakin tinggi semester yang saya tapaki saya mengutuk kenapa skripsi itu harus ada, kenapa tidak dihapuskan, kenapa kenapa kenapaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaa tapi setelah saya melalui hal-hal yang menakjubkan saat poses pengerjaan skripsi.

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi itu harus ada, harus tetap ada, tidak boleh dihapus, tidak boleh lenyap dari bumi ini, harus DIPERTAHAKAN HARUS! Bukan karena berniat agar apa yang saya alami, harus juga dialami oleh adek-adek bukannnn…bukan begitu.. tapi sungguh skripsi itu….. :’ sangat …….. ah saya kehilangan kata-kata untuk mengungkapkan apa itu skirpsi.

Bersabar….
Ya bersabar, skripsi membuat saya menjadi orang yang semakin sabar. Bersabar dalam bayak hal, saya tidak bisa tuliskan di sini, nanti pada saatnya kalian akan mengalaminya sendiri dan merasakan hal yang sama. Percayalah….. :)))

Dulu menurut saya, skripsi ditiadakan saja, sekarang…jangan menyinggung tentang itu karena sudah pasti skripsi itu lebih baik ada, tetap ada, dan harus ada. HARUS!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun