Ada pertimbangan yang tidak melulu harus diceritakan. Ada keputusan yang tidak selamanya mesti dibagikan. Ada langkah lain yang tidak semuanya bisa disampaikan. Biarlah, semuanya berlabuh dalam hajat dan munajat.
Ketika Allah menjadikan manusia ada, kun fayakun, maka jadilah ia.
Tapi ketika niat mulia berbenturan dengan realita, tidak langsung kun fayakun.
Alamiahnya harus ada luka, agar kita dewasa.
Dan saat kita mendewasa dengan semua keadaan, di situlah keikhlasan teruji.
Ridho lah dengan setiap qadha' Allah, baik atau buruknya di mata yang hina, akan tetap berkilau di hadapanNya.
Berbaik sangka pada seluruh kejadian yang Allah tetapkan, adalah bagian dari keimanan itu sendiri.
Berdamailah pada apapun, sebab memang begitu jalannya.Jika tak demikian, mungkin kita tak akan belajar tegar ketika akar dicabut dari tanah.
Bukankah? Ranting yang dihempas angin, semestinya ia tetap setia di antara batang.
Daun yang terhempas sayatan, semestinya ia memilih agar selalu menyejukkan.
Di titik terendah sekalipun, tugas kita hanya harus terus bangkit.
Sebab di balik kesulitan, pasti ada kemudahan.
Tak mungkin semua pintu tertutup, pastilah masih tersisa jalan yang terbuka.
Bahkan di jalan yang buntu sekalipun, tugas kita hanya menunjukkan jalan keluar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H