Berkaca dengan orang sukses, wajib baca buku ini dulu!Â
Tulisan ini sudah pernah dimuat di blog prbadi saya: TraveldanBuku.blogspot.com
Review Buku: Jangan Behenti Mencoba karya Nasrul Yung (2017)Â
Kesuksesan itu muncul bukan karena diwarisi, tetapi dibentuk. Mereka yang menjadi sukses karena sudah terbiasa gagal, mereka yang gagal karena mengambil start lebih awal. Itu lebih baik, berarti akan lebih cepat menuju sukses. Pendiri Honda, Shoiciro Honda pun berkata, "Kebanyakan orang melihat keberhasilan saya, tetapi tidak melihat bagaimana saya bisa sampai ke sana (kesuksesan).Â
Penemu lampu bohlam tidak patah arang ketika projeknya tidak kunjung berhasil, total kegagalannya mencapai seribu kali. Sampai ia benar-benar sukses. Kalau saja ia menyerah saat percobaan ke-999 mungkin lampu tidak berhasil ditemukan olehnya. Kegigihan yang dimiliki orang-orang sukses tidak hanya sekadar rasa ingin sukses, namun bangkit saat itu juga.
Buku yang ditulis oleh Nasrul Yung merupakan buku motivasi yang unik dan berbobot. Mengapa saya sebutkan unik, karena penjabarannya ringan dan mudah dipahami tanpa maksud ada upaya menggurui pembaca. Beberapa kutipan-kutipan dari orang-orang yang berhasil turut mengisi hampir semua bab. Setiap bab dimulai dengan terjemahan Al-Quran yang penuh hikmah.Â
Sehingga pembaca lebih termotivasi untuk memperdalam kitab Al-Quran yang sering kali terbaikan dengan banyaknya buku yang dimiliki. Padahal pembahasan kitab yang menjadi pedoman hidup umat Islam ini sudah sangat lengkap dan universal dari zaman-ke-zaman. Pun uniknya dibawa dengan bahasa yang santai dan penuh hikmah.
Berbicara dengan buku motivasi, kali ini saya merasa cocok dengan buku berjudul "Jangan Berhenti Mencoba". Relevansinya ada pada setiap bidang, tidak hanya para pembisnis yang ingin sukses. Buku ini cocok untuk remaja yang mencari jati dirinya. Setiap pembahasan pasti ditutup dengan kuisioner sederhana maupun pertanyaan-pertanyaan yang mengukuhkan diri untuk lebih bersemangat lagi memupuk keberanian untuk memulai sesuatu.Â
Misalnya pada bab yang berisi soal menentukan target, kita disuruh menuliskan skala prioritas dari yang paling mendesak sampai yang kurang begitu penting. Penulis mengatakan, "Jangan disibukkan dengan sesuatu yang sepele hingga lupa dengan sesuatu yang mendesak."