Contoh :
Bila ingin sukses,maka anda perlu belajar
Tidak perlu belajar jika tidak ingin sukses.
Golongan nomor tiga silogisme adalah silogisme disjungtif. Jenis silogisme yang term mayornya berisi keputusan disjungtif sedangkan term minornya bersifat kategoris yang mengingkari term mayornya. Silogisme ini ada 2 jenis dalam artian sempit dan luas. Silogisme disjungtif dalam arti sempit menghasilkan konklusi yang valid. Contoh, langit berwarna biru pagi ini. Ternyata biru merupakan warna langit pagi ini. Jadi kesimpulannya pagi ini langit berwarna biru. Silogisme disjungtif dalam arti luas adalah jika premis minor mengakui salah satu alternatif maka konklusinya sah. Contoh, Ani menjadi pelukis atau pembalap. Ani adalah pelukis. Jadi Ani bukan pembalap.
Falasi adalah kesalahan dalam berpikir. Berasal dari Bahasa yunanti Fallacia yang berarti sesat pikir. Dalam segi akademik,falasi dedifinisikan menjadi kerancuan nalar yang diakibatkan oleh ketidak disiplinan dalam menyusun kesimpulan. Kekeliruan ini dapat berakibat buruk dan fatal bagi manusia.
Falasi dikategorikan menjadi falasi formal dan informal. Macam-macam falasi formal antara lain:
- Fallacy of four termÂ
Kesesatan ini timbul karena menggunakan 4 term silogisme. Hal ini dikarenakan term penengah diartikan ganda ,seharusnya hanya tiga term yang menjadi patokan. Contohnya , orang yang menularkan penyakit harus diasingkan. Penyandang HIV/AIDS berpotensi menularkan penyakit,jadi harus diasingkan.
- Fallacy of undritibuted Middle
Kesalahan karena kedua term penengah tidak memenuhi syarat. Contoh, orang yang banyak makan mudah mengidap obesitas. Dia obesitas, pasti dia banyak makan.
- Fallacy of Illcit process
Kesalahan yang timbul karena term premis tidak terpenuhi namun konklusi sudah terpenuhi. Contoh, sawi adalah sayur berdaun hijau. Sawo bukan sejenis sawi, karena itu sawo bukan sayuran.
- Fallacy of two negative premises
Kekeliruan yang timbul karena dua premis negative.
- Fallacy of affirming the consequent
Kesalahan yang didasarkan pada silogisme hipotesis karena membenarkan sebab sehingga akibat yang ditimbulkan pun ikut keliru.
- Fallacy of denying antecedent